Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Danareksa Securities hari ini merilis laporan menarik mengenai prospek pasar saham Indonesia. Dalam risetnya itu, Sebastian Sharp Head of Equity Research Danareksa Securities mengatakan, saat ini banyak tanda-tanda agar para investor segera mengantisipasi turunnya tingkat volatilitas harga di bursa Indonesia. Artinya, ini merupakan saat yang tepat untuk masuk ke pasar saham.
Danareksa menganalogikan pasar saham dengan pasangan yang telah menikah. Berdasarkan penelitian sebelumnya, menikah dengan berlandaskan cinta merupakan salah satu cara untuk membangun sebuah masyarakat yang sehat. Demikian pula halnya dengan "menikahi" pasar saham Indonesia.
Sebagai kilas balik, data performa Bursa Efek Indonesia (BEI) dibandingkan dengan beberapa bursa Asia lainnya sejak awal tahun 1980-an menunjukkan, Indonesia memiliki performa yang lebih baik dibandingkan Hongkong, Korea, bahkan India dalam hal keuntungan (returns). “Memang, bursa Indonesia sangat volatile. Dengan tingginya risiko, Indonesia merupakan pilihan bijak untuk berinvestasi pada saat tingkat volatilitas kian menurun. Dan kami rasa, hal ini akan terjadi sebentar lagi,” jelas Danareksa.
Analisa Danareksa itu didasarkan pada kejadian serupa tahun 2003 silam. Pada waktu itu, pasar saham Indonesia mengalami penurunan tajam dengan volume perdagangan yang rendah. Namun, beberapa bulan kemudian, volatilitas global kian menurun dan harga saham mulai menanjak. “Nah, kondisi yang sama bisa berulang kembali,” kata Sebastian dalam risetnya.
Data perekonomian riil saat ini menunjukkan adanya penurunan tingkat volatilitas ke depannya. Catatan saja, tingkat volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 30 hari saat ini adalah 18%. Bandingkan dengan volatilitas S&P500 yang mencapai angka 36%.
Hal itu juga menandakan menjinaknya tingkat inflasi, semakin rendahnya tingkat suku bunga dan menguatnya mata uang rupiah. “Dengan demikian, ini saatnya bagi para investor untuk mempertimbangkan segera "menikahi" pasar bursa Indonesia dengan membeli saham-saham yang memiliki return tinggi,” papar Sebastian dalam risetnya.
Tambahan saja, bulan lalu Danareksa memberikan rating underperfomed BEI untuk pertama kalinya. Return yang dihasilkan sangat kecil, yaitu sebesar 0,1%. Sementara, saham-saham pilihan Danareksa mengalami penurunan 0,5%. Memburuknya return ini dipicu oleh melorotnya saham-saham perbankan, yaitu PT Bank Central Asia dan PT Bank Rakyat Indonesia. “Namun, dengan adanya prediksi rendahnya inflasi dan tingkat volatilitas, kami meramalkan performa perbankan akan mengalami kenaikan lagi,” papar Sebastian.
Sementara, yang menjadi best performer bulan lalu adalah PT United Tractors Tbk dengan kenaikan lebih dari 23%.
Rata - Rata Return |
TERBARU [X] × |