Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Danareksa Investment Management kembali menerbitkan dua reksadana baru. Kali ini, yang diterbitkan adalah reksadana terproteksi. Yang disasar adalah investor institusi, yang memiliki horizon investasi jangka panjang, dengan profil cukup konservatif.
Kedua reksadana itu menggunakan aset dasar obligasi pemerintah bertenor menengah antara lima-sepuluh tahun. Masing-masing produk bernama Danareksa Proteksi Pendapatan Maxima IV dan Danareksa Proteksi Pendapatan Maxima V, yang berdenominasi rupiah.
Direktur Danareksa Investment Management, Zulfa Hendri, mengatakan, meski yield Surat Utang Negara (SUN) cenderung rendah, namun obligasi itu tetap menjadi pilihan karena tingkat risikonya lebih rendah. Menurut dia, di tengah ketidakpastian ekonomi, investor cenderung mengutamakan rasa aman daripada return yang tinggi.
Zulfa menjelaskan, obligasi pemerintah yang digunakan adalah kombinasi dari SUN seri variabel rate (VR) serta fix rate (FR), yang memiliki tenor menengah.
Dalam setahun, Zulfa menargetkan produk barunya memberikan return antara 5%-7%. "Memang tidak terlalu tinggi. Namun banyak investor yang tidak hanya mencari return, tetapi berjaga-jaga dalam jangka panjang," ujar Zulfa, Jumat (31/8).
Dia bilang, kedua produk ini ditargetkan bisa mengeruk dana kelolaan hingga Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar. Manajer investasi ini juga mengkaji penerbitan reksadana terproteksi, dengan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 009 sebagai aset dasar.
Selain itu, Danareksa sedang mengkaji penerbitan produk reksadana pendapatan terbatas (RDPT) pada akhir tahun ini. Ia menjelaskan, aset dasar yang digunakan RDPT itu adalah proyek-proyek, yang bergerak di tiga sektor, yakni konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam. "Kemungkinan asetnya adalah infrastruktur pemerintah," kata dia.
Perusahaan menargetkan dana kelolaan dari dua reksadana terproteksi yang baru masing-masing Rp 100 miliar sampai Rp 150 miliar. Saat ini, perusahaan masih menunggu izin efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK).
Analis Infovesta Utama, Praska Putrantyo, menilai, prospek penerbitan reksadana, hingga akhir tahun ini, masih cerah. Menurut dia, saat ini, valuasi produk pasar modal, speerti saham dan obligasi masih murah.
Itu berarti, saat ini masih merupakan waktu yang tepat bagi Manajer Investasi untuk menelurkan produk baru. Apalagi, minat menempatkan uang di reksadana masih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News