Reporter: Dina Farisah, Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Volatilitas pasar saham dan pasar obligasi membuat dana kelolaan reksadana di bulan November 2013, menurun. Hampir semua jenis reksadana mengalami penurunan jumlah dana kelolaan. Hanya dana kelolaan reksadana terproteksi yang berhasil naik tipis.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama per 29 November 2013, total dana kelolaan reksadana periode November 2013 menyusut 3,46% menjadi Rp 184,420 triliun dibanding Oktober 2013. Dalam 11 bulan terakhir, dana kelolaan tertinggi terjadi pada Mei 2013 senilai Rp 195,58 triliun.
Dana kelolaan reksadana saham, tergerus 4,7% menjadi Rp 83,865 triliun di November 2013 ketimbang Oktober. Sejak awal tahun, posisi dana kelolaan reksadana saham tertinggi terjadi pada Juni 2013 senilai Rp 90,86 triliun. Sementara, dana kelolaan reksadana campuran mencatatkan penurunan 3,8% dibanding bulan Oktober menjadi Rp 20,301 triliun. Sejak Januari 2013, posisi dana kelolaan reksadana campuran tertinggi terjadi pada Mei 2013 sebesar Rp 25,48 triliun. Pada reksadana pendapatan tetap, terjadi penurunan cukup dalam sebesar 4,9% menjadi Rp 27,811 triliun.
Viliawati, analis PT Infovesta Utama menjelaskan, penurunan dana kelolaan reksadana tersebut disebabkan oleh koreksi yang melanda bursa saham dan obligasi. Akibatnya, nilai pasar portofolio reksadana yang memiliki aset dasar pada kedua instrumen tersebut ikut tergerus.
Hans Kwee, Direktur Emco Asset Management melihat, pasar akan cenderung naik di akhir tahun, meski tidak banyak. Pasar menunggu rapat dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) terkait BI rate dan keputusan The Fed mengenai nasib stimulus moneter di Amerika Serikat (AS). "Saat ini investor bisa akumulasi saham dan reksadana lagi," ujar Hans.
Menurut Hans, BI kemungkinan tidak akan menaikkan BI rate lagi. Begitu pula pemangkasan stimulus moneter AS belum akan dilakukan bulan ini. Pasar finansial akan kembali bergejolak pada Februari-Maret ketika pemangkasan stimulus AS kembali menjadi topik hangat.
Unit penyertaan naik
Agus Yanuar, Direktur Utama Samuel Asset Management mengaku, total dana kelolaan reksadana saham milik Samuel hanya turun tipis sekitar 0,26%. "Ini lantaran harga aset dasar reksadana yang sedang melemah," kata dia.
Kondisi ini membuat para manajer investasi (MI) tidak terlalu muluk-muluk memasang target dana kelolaan di tahun ini. Presiden Direktur PT Bahana TCW Investment Management, Edward P Lubis bilang, target dana kelolaan reksadana Bahana sebesar Rp 21 triliun di akhir tahun sudah cukup bagus. Hingga November, posisi dana kelolaan Bahana sekitar 20 triliun.
Di sisi lain, unit penyertaan seluruh jenis reksadana justru bertumbuh sepanjang November 2013. Unit penyertaan reksadana saham, misalnya, tumbuh 1,81% dibanding bulan Oktober menjadi 38,060 miliar unit. Sementara pertumbuhan unit penyertaan terbesar ditorehkan reksadana indeks, yakni naik 3,7% menjadi 318,7 juta.
Vilia menilai, unit penyertaan berpotensi bertumbuh dalam jangka panjang. Ini ditopang oleh penambahan dana dari investor lama, potensi penambahan investor baru, serta dirilisnya produk-produk reksadana baru oleh MI.
Sementara, untuk prospek dana kelolaan reksadana, Vilia memprediksi, belum akan ada pertumbuhan signifikan. Sebab, belum adanya sentimen positif yang mampu menopang laju bursa saham secara konsisten. Dana kelolaan reksadana sulit naik di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News