kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana Kelolaan Reksadana Terproteksi Turun, Berikut Penyebabnya


Selasa, 29 November 2022 / 04:35 WIB
Dana Kelolaan Reksadana Terproteksi Turun, Berikut Penyebabnya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

Menurutnya, reksadana terproteksi tetap akan menarik bagi investor dengan profil risiko konservatif dan jangka waktu investasi menengah. Pasalnya, reksadana jenis ini mempunyai imbal hasil dan karakteristik yang relatif aman walau dana investor terkunci.

Batasan justru datang dari penerbitan obligasinya. Kupon yang berpotensi lanjut meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga dapat membuat emiten menunda penerbitan obligasi korporasi.

Sementara itu, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, penurunan dana kelolaan reksa dana terproteksi disebabkan oleh adanya pembubaran, sedangkan kenaikan didorong oleh adanya penawaran baru. 

Baca Juga: Aksi Demonstrasi di China Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah, Senin (28/11)

"Sepanjang yang baru lebih banyak dari yang bubar, maka akan naik dan sebaliknya," ucap Rudiyanto.

Menurutnya, selama imbal hasil yang ditawarkan menarik dan penerbit obligasi yang menjadi underlying asset reksa dana terproteksi dapat dipercaya, maka produk ini akan selalu mempunyai peminat. 

Yang jelas, di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dan suku bunga deposito, reksa dana terproteksi yang menarik saat ini adalah yang memberikan imbal hasil di atas 6,5%.

Rudiyanto menyarankan investor untuk memilih reksa dana terproteksi dengan underlying asset yang beragam antara SUN dan obligasi korporasi. SUN mempunyai kupon yang lebih kecil tapi lebih aman, sedangkan obligasi korporasi menawarkan kupon tinggi tapi ada risiko gagal bayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×