Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana tumbuh Rp 657 miliar menjadi Rp 526,48 triliun pada bulan Agustus lalu. Kenaikan dana kelolaan yang signfikan didapati oleh reksadana pasar uang yakni sebesar Rp 5,25 triliun menjadi Rp 65,99 triliun.
Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menyebut, bertambahnya dana kelolaan reksadana ini disebabkan adanya perpindahan dana dari reksadana lainnya, seperti reksadana saham dan terproteksi.
“Tidak sedikit pula adanya investor baru yang membeli di reksadana pasar uang setelah sebelumnya berinvestasi di deposito,” ujarnya, Selasa (10/9).
Baca Juga: OJK berencana mengawasi reksadana berkepemilikan tunggal, begini kata analis
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, penurunan suku bunga acuan tetap membuat reksadana pasar uang menarik. Sebab, secara historis kinerja reksadana ini selalu di atas atau minimal setara dengan deposito.
Ditambah lagi, pajak imbal hasil reksadana hanya 5%. Angka ini jauh lebih murah ketimbang deposito yang dikenakan pajak imbal hasil sebesar 20%. Hal ini yang kemudian mendorong investor untuk memburu reksadana pasar uang.
Tak hanya itu, kenaikan dana kelolaan reksadana pasar uang secara masif juga ditopang oleh gencarnya penjualan instrumen tersebut melalui agen penjual online atau bahkan melalui platform e-commerce.
Baca Juga: Reksadana investor tunggal marak, OJK lakukan pengawasan
Karakteristik reksadana pasar uang dipandang cocok dengan profil risiko investor-investor pemula yang notabene akrab dengan transaksi secara online.
“Basis investor untuk reksadana pasar uang juga mengalami peningkatan,” kata Wawan, Selasa (10/9).
Ke depan, walau nominalnya kecil, Wawan yakin reksadana pasar uang tetap berpeluang menjadi reksadana dengan pertumbuhan dana kelolaan yang besar di sisa tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News