kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dana asing di SUN hengkang itu dinamika pasar yang biasa


Minggu, 21 November 2010 / 19:24 WIB
Dana asing di SUN hengkang itu dinamika pasar yang biasa
ILUSTRASI. Pelayanan di Klinik Laboratorium PT. Prodia


Reporter: Bambang Rakhmanto |

JAKARTA. Dalam sepekan, dana asing yang ada di Surat Utang Negara (SUN) pergi sebanyak Rp 2,7 triliun. Hal ini sempat dikhawatirkan bakal menyebabkan pembalikan modal asing secara tiba-tiba (sudden reversal). Namun, Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat dengan tegas mengatakan hal itu bukan sudden reversal tetapi dinamika pasar biasa.

"Tidak ada maslah fundametal, profit taking karena harga SUN naik tajam dalam waktu relatif singkat," terang Rahmat di Jakarta, akhir pekan lalu. Selain itu, imbuhnya, juga ada momentum yang dijadikan alasan yaitu hasil G20 yang tidak sesuai ekspektasi pasar dalam mencegah currency war.

Pemerintah terus mengupayakan agar kepercayaan investor tetap terjaga dengan cara tidak mengeluarkan kebijakan yang berpotensi menimbulkan sentimen negatif, melakukan komunikasi dengan pasar secara intensif, stabilisasi pasar secara tepat dan terukur.

"Yang jelas, sudden reversal terjadi kalau investor asing jual bond dan saham besar-besaran dan seketika," katanya. Menurutnya, dalam situasi dimana likuiditas sangat tinggi di Amerika Serikat karena quantitative easing oleh Bank Sentral AS, maka uang hasil penjualan itu mau akan ditaruh dimana di Indonesia.

Bahkan, dana asing itu bisa berpindah ke mana saja, seperti ke valas, atau membeli surat berharga lainnya salah satu contohnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Segenderang seperjogetan dengan rahmat, Pengamat Ekonomi Eric Alexander Sugandi menegaskan, hengkangnya dana asing itu bukan sesuatu yang perlu di hawatirkan. Pasalnya, penarikan ini tidak akan memicu penarikan secarar masif atau besar-besaran.

Eric mencontohkan, penarikan besar-besaran pernah terjadi pada tahun 2008, tetapi kondisi itu lain tidak seperti sekarang. "Dulu terjadi penarikan besar-besaran karena ada ekspektasi ekonomi jadi membuat para investor dananya secara besar-besaran," terang Eric.

Selain itu, imbuh Eric, penarikan yang dilakukan dalam sepekan ini juga dipicu melimpahnya dolar AS di pasar global membuat para investor mencari pasar yang nyaman untuk berinvestasi. Bisa saja, dana tersebut beralih ke pasar saham maupun bond. Dus, pemerintah seharusnya bisa melakukan seperti yang telah dilakukan BI yaitu dengan cara menerbitkan SBI dengan durasi 3 sampai 9 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×