Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memperluas penerima subsidi Rp 7 juta untuk pembelian motor listrik. Kebijakan ini membawa dampak yang bervariasi bagi saham-saham emiten yang terkait dengan produk dan komponen motor listrik.
Seperti diketahui, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21 Tahun 2023. Aturan ini menetapkan kriteria satu unit per satu Nomor Induk Kependudukan (NIK). Artinya, subsidi motor listrik bisa dinikmati oleh masyarakat yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Rabu (30/8), mayoritas saham terkait mengalami fluktuasi, meski ditutup dengan hasil beragam. PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) menguat 6,05% ke level Rp 5.700. Sementara itu, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) sempat melejit di awal perdagangan, sebelum hanya ditutup naik 2,16% ke harga Rp 142.
Sedangkan bagi saham emiten motor listrik lainnya, perluasan subsidi dari pemerintah tampak belum memberi tuah. Contohnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) yang di akhir perdagangan harga sahamnya ditutup stagnan di level Rp 2.030.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Pilihan dari BRI Danareksa untuk Hari Ini (31/8)
Nasib INDY lebih baik ketimbang PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang justru melemah 1,12% ke harga Rp 354. PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) ikut merosot 3,77% ke posisi Rp 408. Sementara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) turun 1,94% ke harga Rp 404.
Harga saham emiten komponen otomotif melaju lebih stabil. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) kemarin melejit 4,52% ke posisi Rp 3.240. Begitu juga dengan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) yang menguat 1,32% ke level harga Rp 1.540.
Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas, Ika Baby Fransiska mengamati perluasan subsidi menjadi angin segar untuk menghidupkan permintaan motor listrik, suku cadang atau produk penunjangnya. "Tentu akan berdampak positif bagi penjualannya jika volume pembelian kendaraan listrik terus bertumbuh," kata Ika kepada Kontan.co.id, Rabu (30/8).
Ika memperkirakan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) punya prospek yang cukup panjang di Indonesia, lantaran saat ini masih dalam tahap awal adaptasi. Sehingga, saham-saham di bisnis EV bisa dipertimbangkan sebagai pilihan investasi dengan potensi upside yang cukup besar.
Catatan Ika, perlu dicermati kembali seberapa signifikan efek subsidi pemerintah bisa secara nyata mendongkrak penjualan produk atau motor listrik emiten. Kemudian, bagaimana pertumbuhan kontribusi penjualan motor listrik terhadap total pendapatan emiten.
Head of Research InvestasiKu Cheril Tanuwijaya mengingatkan, kebijakan subsidi pemerintah untuk pembelian motor listrik berpotensi hanya menjadi sentimen sesaat saja. Sehingga, pelaku pasar perlu waspada terhadap fluktuasi sahamnya.
Meski begitu, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek. "Namun jangan terbuai kenaikan harganya sampai lupa dijual lalu keburu berbalik arah. Cermati sentimen terkini karena bisa cepat hilang," ungkap Cheril.
Untuk saat ini, Cheril justru lebih merekomendasikan saham emiten komponen otomotif. Saham pilihannya adalah AUTO dengan target harga Rp 3.500 dan stoploss jika turun ke Rp 3.000. Kemudian DRMA dengan target harga Rp 1.620 dan stoploss jika turun ke bawah Rp 1.500.
Baca Juga: Harga Emas Diramal Solid, Cek Rekomendasi Saham Bumi Resources Minerals (BRMS)
Ika juga menjagokan saham AUTO untuk trading buy dengan support Rp 3.130, resistance di Rp 3.300 & Rp 3.360, dan stoploss di Rp 3.142. Selanjutnya, Ika memilih saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR).
Target resistance VKTR ada di level Rp 146 dan stoploss Rp 133. Untuk saham emiten motor listrik, Ika merekomendasikan hold saham NFCX dengan target harga di Rp 5.770 dan stoploss pada Rp 5.110.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat perluasan subsidi motor listrik bisa memberikan sentimen positif. Rekomendasi William, buy on weakness saham SLIS (support Rp 132 dan resistance Rp 160) dan saham INDY (support Rp 1.700 dan resistance Rp 2.150).
Selain itu, William menyematkan rekomendasi buy untuk saham NFCX (support Rp 5.000 & resistance Rp 6.500) dan saham AUTO (support Rp 2.970 & resistance di harga Rp 3.620).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News