Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Rully melihat, implikasi kebijakan baru tersebut bagi pasar modal adalah volatilitas jangka pendek yang berpotensi berlanjut, tetapi peluang investasi tetap terbuka dalam periode konsolidasi.
“Pasar masih menantikan kepastian apakah kebijakan ekspansif ini akan tetap menjaga keberlanjutan fiskal. Ketidakpastian tersebut menjadi salah satu faktor yang menahan pergerakan indeks saham dan meningkatkan volatilitas pasar obligasi,” jelasnya.
Pelemahan pasar saham masih berpotensi berlanjut dalam jangka pendek. Secara fundamental, Mirae Asset belum mengubah target IHSG dari level 6.900 di akhir tahun 2025.
Namun, tidak menutup kemungkinan IHSG masih bisa bertahan di atas 8.000 hingga akhir tahun ini dengan volatilitas cukup tinggi.
Namun, kondisi tersebut justru dapat menjadi momentum bagi investor untuk membeli di saat koreksi (buy on weakness) pada saham-saham pilihan berfundamental baik.
Baca Juga: Kinerja Indeks Industri Terdorong Pemangkasan Suku Bunga, Cek Rekomendasi Sahamnya
Rully menyarankan sektor perbankan yang diprediksi kinerjanya dapat membaik, terutama untuk bank BUMN dengan adanya penyaluran dana Rp 200 triliun, asalkan tidak diikuti dengan kenaikan kredit tidak lancar (NPL) yang signifikan.
“Selain saham-saham emiten perbankan, TLKM, TOWR, MTEL, JPFA, KLBF, dan BRPT bisa menjadi saham pilihan yang berpotensi menarik dalam periode konsolidasi ini,” ungkapnya.
Felix melihat, dengan kombinasi stimulus fiskal dan moneter, IHSG punya peluang untuk tetap menguat sampai akhir tahun. Target realistis IHSG ada di kisaran 8.100–8.300 di akhir 2025, dengan asumsi sentimen global tidak memburuk.
Sementara, saat yang tepat bagi aliran dana asing untuk masuk ke IHSG akan bergantung pada stabilitas rupiah dan kejelasan arah kebijakan fiskal pasca reshuffle.
“Masuknya kembali arus asing kemungkinan lebih terlihat di kuartal IV, ketika pasar mulai pricing in atas outlook tahun 2026 dengan prospek inflasi terkendali dan suku bunga global turun,” katanya.
Baca Juga: Kembali Cetak Rekor, Bagaimana Prospek Harga Emas Hingga Akhir Tahun?
Dilihat dari sektoral, sektor konsumer menjadi penerima manfaat utama dari program bantuan sosial dan stimulus rumah tangga. Sektor properti juga akan terdongkrak berkat insentif perumahan MBR.
Sektor perbankan besar juga tetap jadi tulang punggung, karena menyalurkan kredit konsumsi dan KPR, apalagi di era suku bunga rendah.
Selanjutnya: IKN Bakal Jadi Ibu Kota Politik, Kementerian ESDM Stop Izin Tambang Baru
Menarik Dibaca: Ini Kiat Atasi Mata Minus Pada Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News