Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Investor Relations BRMS Herwin W. Hidayat mengungkapkan, hingga periode 30 Juni 2020, sebanyak US$ 408.319 atau sekitar 16% pendapatan BRMS berasal dari penjualan produk emas yang dihasilkan oleh anak perusahaan, yakni PT Citra palu Minerals (CPM) di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah.
Hendriko menilai, peluang saham BRMS untuk semakin jauh dari zona gocap semakin terbuka lebar. “Secara teknical BRMS masih ada potensi untuk menguat dengan support saat ini di Rp 60- Rp 61. Pelemahan hari ini masih tergolong profit taking karena kenaikan yang signifikan kemarin,” terang Hendriko kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9).
Kemarin, di saat IHSG melemah 1,18%, saham BRMS justru menguat 21,82% ke level Rp 67 per saham.
Sementara untuk saham ENRG, Hendriko menilai hari ini juga terkena aksi ambil untung (profit taking) setelah menguat selama tiga hari berturut-turut. Namun secara teknikal, saham ENRG berpotensi mulai memasuki fase downtrend karena gagal membuat ‘higher high’. Support terdekat saat ini ada pada level Rp 55- Rp 56 sementara resistance-nya ada pada level Rp 63-Rp 65.
Selanjutnya: Berminat Masuk Saham Grup Bakrie yang Bangun Tidur? Waspadai Risiko Nyangkut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News