kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DAJK mengejar target ekspor tumbuh 20% di 2016


Kamis, 03 Desember 2015 / 15:02 WIB
DAJK mengejar target ekspor tumbuh 20% di 2016


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK) menargetkan bisa melakukan ekspor sebesar 20% dari total produksi pada tahun depan. Menyusul meningkatnya permintaan kemasan dari luar negeri.

General Manager Operasional Offset DAJK  Madali Anasan mengatakan, besarnya permintaan pasar produk kemasan dari luar negeri menyebabkan perusahaan harus meningkatkan kapasitas produksi.

“Hingga saat ini output dari produk kita untuk karton mencapai 4500 ton per bulan dan untuk dupleks hamper 3000 ton per bulan. Pada tahun depan kita targetkan bisa memproduksi mencapai 48.000 ton. Dengan kapasitas seperti ini kita bisa ekspor mencapai 20% pada tahun depan,” tegas Madali dalam keterangannya, Kamis (3/12).

Madali menjelaskan selain membidik pasar luar negeri perusahaan juga akan meningkatkan penjualan di dalam negeri melalui sektor UMKM atau perusahaan kecil seperti restoran dan café yang memakai kemasan dalam penyajiannya.

“Meski kita mulai orientasi ekspor namun pasar di dalam negeri juga tidak kita tinggalkan apalagi saat ini banyak sektor UKM yang menggunakan kemasan sebagai alat untuk memasarkan produk mereka. Kita berharap 80% dari produk kita bisa membanjiri pasar kemasan di dalam negeri,” tambahnya.

Untuk bisa memenangkan persaingan, Madali mengaku telah menerapkan system produk yang ramah lingkungan dan system keamanan bagi pengguna produk mereka sehingga tidak bisa dipalsukan. Ia mencontohkan seperti kemasan pada produk tertentu DAJK membuat kemasan tersebut dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi sehingga produk yang menggunakan kemasan tersebut tidak bisa dipalsukan di pasaran.

Dengan peningkatan kualitas dan teknologi kemasan, DAJK menargetkan bisa meraih pendapatan sekitar 600 miliar rupiah pada tahun ini. Madali mengaku target tersebut cukup realistis di tengah kondisi perekonomian yang masih sulit di Indonesia.

“Kalau kita liat saat ini kan dengan naiknya dollar tentu ini juga mempengaruhi produksi. Kalau sekarang ibu-ibu yang biasa beli biskuit tentu telah mengurangi sehingga menyebabkan produsen makanan juga mengurangi produksinya dan ini berimbas pada pengurangan produk kemasan mereka. Tentu ini juga berimbas pada kami,” lanjutnya.

Madali mengaku siap untuk memproduksi pesanan dalam jumlah kecil terutama untuk pengusaha kecil. “Kita tidak membatasi berapa jumlah yang akan dipesan oleh konsumen. Khusus untuk UMKM kita kasih spesial jumlah,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×