Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
Emiten ini berencana membeli kendaraan baru antara 4.000-5.000 unit pada tahun ini. Dengan demikian, total armada akan berjumlah sekitar 27.000-28.000 unit. Adapun dana untuk peremajaan kendaraan diperkirakan antara Rp 1 triliun hingga Rp 1,2 triliun.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, adanya pemangkasan cuti bersama pada tahun ini tak begitu mempengaruhi kegiatan operasional emiten transportasi. "Enggak berubah selama masa pandemi juga, apalagi kalau masih ada PSBB dan PPKM, tingkat perjalanan masyarakat akan sama aja," tuturnya, Selasa (23/2).
Baca Juga: IHSG naik tipis 0,07% ke level 6.259,97 sesi I, net buy asing Rp 18,468 miliar
William menambahkan, ada kemungkinan keputusan tersebut ada perubahan di waktu yang akan datang jika vaksin Covid-19 berjalan lancar dan kasus baru menurun. Sehingga, secara prospek tak ada pengaruh signifikan dari pemangkasan cuti bersama menjadi hanya 2 hari di 2021.
Di lain sisi, ada beberapa sentimen positif untuk saham transportasi. William menjelaskan, apabila mobil listrik jadi dipasarkan, maka emiten-emiten transportasi tersebut harus menyesuaikan dan menyiapkan mobil listrik juga untuk ke depannya. "Yang dikhawatirkan hanyalah beban yang mungkin muncul di masa penyesuaian," kata William.
Selama masa pandemi Covid-19, emiten transportasi juga bisa melakukan diversifikasi bisnis seperti merambah ke bisnis logistik dan semacamnya. Untuk saham emiten transportasi, William menyarankan pelaku pasar untuk bisa buy saham BIRD dengan target harga Rp 1.500 dan buy saham ASSA dengan target harga Rp 1.700.
Selanjutnya: Berpotensi kinerja membaik pada tahun ini, SCMA dinilai punya prospek menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News