Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga gas alam terus melonjak seiring bertambahnya permintaan akibat cuaca Negeri Paman Sam yang kian panas.
Mengacu Bloomberg, Jumat (22/7), harga gas alam kontrak pengiriman Agustus 2016 di New York Mercantile Exchange melonjak 3,16% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 2,78 per mmbtu. Sepekan, gas alam terangkat 1,09%.
Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures memaparkan, suhu udara yang melebihi normal di Amerika Serikat (AS) telah membatasi penurunan harga gas alam. Sepanjang bulan Juli 2016, harga gas alam telah menukik 4,92%.
Temperatur di Manhattan hingga Chicago memang telah melampaui 90 derajat Fahrenheit atau 32 derajat Celcius pekan ini.
Katalis positif juga bersumber dari pengiriman gas ke pembangkit listrik yang telah menorehkan rekor seiring peningkatan penggunaan pendingin ruangan. PointLogic Energy pada 21 Juli 2016 menyebutkan, permintaan pembangkit listrik terhadap gas alam telah mencatat rekor ke level 39,2 miliar kaki kubik per pengiriman.
Kenaikan permintaan gas alam juga berasal dari Negeri Tirai Bambu. Impor gas alam China pada paruh pertama tahun 2016 terbang 9,8% menjadi 99,5 miliar kaki kubik.
Namun, Andri menerawang, harga gas alam pada Senin (25/7) berpotensi merosot. Stok gas alam AS tercatat 3,277 triliun kaki kubik, lebih tinggi 14% ketimbang stok tahun lalu.
Tekanan juga bersumber dari pemberitaan Wall Street Journal bahwa Arab Saudi akan mulai menggenjot produksi gas alamnya yang selama ini terabaikan.
"Pasar menantikan ramalan cuaca terbaru di AS serta laporan stok mingguan gas alam oleh Energy Information Administration (EIA) hari Kamis ini," tuturnya.