Reporter: Herlina KD | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Cuaca ekstrim yang diperkirakan masih berlanjut tahun ini nampaknya masih akan mengurangi produksi rempah-rempah, terutama lada.
Tahun lalu, Agricultural Market Intelligence centre (AMIC) memperkirakan akibat cuaca ekstrim, produksi lada dunia tahun 2010 turun sekitar 20%-35%, sehingga harganya semakin pedas.
Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan menyebutkan, harga lada putih di Pangkalpinang sudah di Rp 60.140 per kg. Padahal, awal 2010 lalu, harga lada putih masih sekitar Rp 41.044 per kg. Artinya, dalam setahun, harga lada putih sudah naik 46,52%.
Sementara harga lada hitam di Lampung saat ini harganya ada di kisaran Rp 35.470 per kg, padahal awal 2010 lalu, harga lada hitam di Lampung masih di Rp 25.000 per kg. Dengan kata lain, harga lada hitam selama setahun ini sudah naik 41,88%.
Pejabat Direktur Pemasaran Domestik Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Mahpudin mengungkapkan, dua faktor yang mempengaruhi perkembangan harga lada di dalam negeri. Pertama, kondisi produksi di mana cuaca ekstrim yang menurunkan produksi lada. Faktor kedua, harga lada lokal mengikuti harga internasional.
Tahun lalu, Kementerian Pertanian menargetkan, produksi lada hitam nasional mencapai 87.551 ton. Tapi menurut perkiraan AMIC, produksi lada hitam Indonesia pada 2010 maksimal 59.154 ton.
Beberapa waktu lalu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan, tahun ini Kementan mematok produksi lada nasional 85.020 ton, sedikit naik dibanding target produksi tahun lalu yang sebesar 82.930 ton.
Mahpudin menyebut, dengan kondisi cuaca yang masih basah, tren kenaikan harga lada masih akan terjadi. Sayang, dia belum bisa memperkirakan seberapa besar kenaikan harga lada. "Hanya saja, petani tidak bisa menikmati kenaikan harga lada ini karena Ongkos produksinya juga meningkat," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News