Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Ciputra Property Tbk (CTRP) terus berekspansi. Demi mendukung rencana itu, anak usaha Grup Ciputra ini akan menerbitkan surat utang berupa multicurrency medium term note (MTN) senilai total S$ 200 juta atau Rp 1,88 triliun.
Surat utang tersebut akan terbit secara bertahap. Pada tahap pertama, CTRP akan merilis senilai S$ 65 juta atau Rp 609,76 miliar. Bunganya sebesar 5,625% per tahun. "MTN ini akan terbit pada 13 Februari 2015," ujar Artadinata Djangkar, Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan CTRP, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (11/2).
Surat utang ini bertenor tiga tahun dan akan jatuh tempo pada 13 Februari 2018. CTRP akan membayar bunga pertama pada 13 Februari 2015 dan pembayaran bunga selanjutnya dilakukan setiap akhir semester, terhitung sejak tanggal pembayaran bunga pertama.
Tulus Santoso, Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA), induk usaha CTRP, kepada KONTAN, kemarin, menyebutkan, CTRP akan memakai dana hasil penerbitan MTN tahap pertama untuk mengembangkan Ciputra World II, Ciputra Puri International, dan proyek Rosewood Hotel di Bali.
Artadinata mengemukakan bahwa nilai MTN tahap pertama setara dengan 12,95% dari ekuitas CTRP per 30 September 2014. Dus, penerbitan MTN tahap pertama bukan merupakan transaksi material.
Yang pasti, total nilai MTN yang mencapai $$ 200 juta berpotensi melebihi 20% dari ekuitas perseroan ini. Oleh karena itu, manajemen CTRP akan melaksanakan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan No. IX.E.2 mengenai hal penerbitan MTN telah melebihi 20% terhadap ekuitas. Apabila penerbitan surat utang itu dinyatakan sebagai transaksi material, maka CTRP harus meminta persetujuan pemegang saham.
Prospek CTRP
Kepala Riset Woori Korindo Securities Reza Priyambada menilai, rasio utang CTRP masih cukup bagus, yakni 0,9 kali. Itu berarti, CTRP masih memiliki ruang untuk mengkaver utang dengan aset yang dimilikinya.
Reza menambahkan, batas aman rasio utang memang berbeda-beda, tergantung kebijakan sebuah perusahaan. Ada yang menetapkan batas aman di bawah 1 kali dan ada yang di bawah 2 kali. "Namun, rasio utang CTRP masih dalam kondisi aman, apalagi itu digunakan untuk proyek-proyek yang cukup potensial," ujar dia.
Meski diterbitkan dalam mata uang dollar Singapura, Reza menilai, MTN CTRP tak terlalu berisiko. Ini lantaran surat utang terbit secara bertahap. "Berbeda halnya jika surat utang itu diterbitkan sekaligus, mungkin risikonya besar," kata dia.
Kinerja CTRP tahun lalu tidak terlalu bagus. Hingga kuartal III 2014, laba bersih CTRP menyusut 34% menjadi Rp 227,90 miliar. Secara umum, Reza memprediksi, prospek CTRP tahun ini tak berbeda jauh dari tahun lalu.
Reza menyarankan hold CTRP dengan target harga wajar Rp 815 per saham. Harga CTRP kemarin turun 2,80% menjadi Rp 780.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News