Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pengusaha media Chairul Tanjung menegaskan, pihaknya tidak menjual saham miliknya yang diparkir di PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Keputusan itu dilakukan saat nilai saham GIAA turun hingga harganya di bawah harga penawaran saham perdana (IPO).
"Saya tidak berniat untuk menjual saham Garuda Indonesia. Saya membeli sahamnya tidak untuk menjualnya kembali," kata Chairul saat ditemui di Hanggar Garuda Maintenance Facility (GMF) di Cengkareng, Minggu (27/5/2013) malam.
Hingga akhir pekan kemarin, harga saham Garuda masih tertahan di Rp 580 per lembar saham. Adapun harga IPO saham GIAA adalah Rp 750 per lembar saham. Chairul menambahkan, ia melihat Garuda Indonesia sebagai investor strategic.
Portofolio saham Garuda Indonesia yang kini menjadi miliknya tidak untuk diperjualbelikan. Meski harga saham Garuda Indonesia terus turun, pemilik TransTV dan Trans7 ini menganggap hal tersebut merupakan mekanisme pasar.
"Kami tidak bisa memiliki pasar, filosofisnya kalau perusahaan maju, pasti harga sahamnya akan naik," tambahnya. Sekadar catatan, Chairul Tanjung memborong sisa saham IPO PT Garuda Indonesia Tbk sebesar 2,47 miliar lembar atau 10,88%.
Chairul Tanjung membeli saham Garuda tersebut melalui PT Trans Airways pada harga Rp 620 per lembar saham. Harga pembelian saham Garuda itu terdiskon 17,3% dari saat penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 750 per lembar saham.
Bila benar saham Garuda yang berada di tangan tiga sekuritas tersebut dilepas dengan harga Rp 620 per lembar saham, maka nilai total dana yang akan dikeluarkan Chairul Tanjung adalah sekitar Rp 1,554 triliun.
Right issue
Sementara itu mengenai niat Garuda Indonesia yang akan melepas saham kembali (right issue) hingga 40 persen, Chairul juga menanggapinya secara enteng. "Tergantung pemerintah. Kan pemegang saham mayoritas kan pemerintah. Saya kan pemegang mayoritas saham publik. Jadi nanti terserah pemerintah," tambahnya.
Ditanya akankah tetap membeli saham Garuda Indonesia lagi, Chairul hanya menjawab singkat. "Kita akan ikuti," jelasnya. Seperti diberitakan, Garuda Indonesia berencana right issue hingga 40% saham di tahun ini.
Prosesnya harus mendapat persetujuan dari DPR. Tahun lalu, Garuda Indonesia menawarkan 6,33 miliar saham atau sebesar 27,98% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Tetapi, dalam proses IPO, hanya sekitar 52,5% atau 3,32 miliar saham yang terserap pasar. Untuk itu, sisanya sekitar 47,5% atau 3,008 miliar saham harus diserap tiga penjamin pelaksana emisi yang telah menyatakan kesanggupan penuh (full commitment) untuk membeli sisa saham Garuda yang ditawarkan dan tidak habis terjual saat IPO.
Ternyata, Chairul Tanjung mengambil 10,88% dari sisa saham yang tidak terjual tersebut dengan harga diskon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News