Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbang seiring macetnya pembicaraan batas utang AS. Hal itu meningkatkan kekhawatiran negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu kemungkinan default. Kondisi ini mengancam pemulihan ekonomi global dan mengurangi permintaan komoditas.
Kontrak CPO untuk pengiriman Oktober di Malaysia Derivatives Exchange anjlok hingga 1,5% ke RM 3.092 atau setara US$ 1.039 per metrik ton, pada pukul 12.30 WIB.
Presiden Barack Obama dan Kongres gagal mencapai kesepakatan untuk menaikkan batas utang. Ketua parlemen John Boehner mengatakan, partai Republik tidak sepakat meningkatkan batas utang sebelum ada ancaman default pada 2 Agustus. Kebuntuan ini meningkatkan kesempatan Standard & Poor's memangkas peringkat kredit AS dari AAA, dalam tiga bulan menjadi 50%.
Analis Phillip Futures Pte. Chung Yang Ker menyebut, kekhawatiran terbesar adalah AS mungkin gagal bayar sebagian pinjaman mereka. Adanya penurunan peringkat kredit akan memicu kericuhan global. "Kekhawatiran AS tidak dapat mencapai kesepakatan bakal meredam sentimen di pasar, dan investor akan bersikap menunggu," ujarnya.
Sementara, produk substitusinya, kedelai untuk pengiriman November di Chicago tergerus 1,2% ke US$ 13,715 per bushel. Dan, minyak kedelai untuk pengiriman Desember turun 1% ke 56,88 sen per pound.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News