Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Setelah menyentuh level tertinggi empat pekan, minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbang siang ini. Harga CPO yang cukup tinggi memicu sebagian investor menjual kepemilikannya, di tengah kekhawatiran produksi mungkin akan terus meningkat.
Kontrak CPO untuk pengiriman Oktober di Malaysia Derivatives Exchange turun 0,4% ke level RM 3.141 atau setara US$ 1.048 per metrik ton, dan mengakiri sesi perdagangan pagi di RM 3.150 per metrik ton. Pagi tadi, harganya sempat menyentuh RM 3.164 per metrik ton, yang merupakan level tertinggi sejak 23 Juni.
"Ada kekhawatiran peningkatan produksi seiring memasuki puncak musim produksi," ujar analis CIMB Investment Bank Bhd. Ivy Ng. Juli, Agustus dan September adalah bulan-bulan puncak produksi minyak sawit.
Kontrak berjangka CPO sudah anjlok 17% di tahun ini karena proyeksi persediaan lebih besar. Ini seiring membaiknya cuaca sehingga produksi Indonesia dan Malaysia lebih tinggi.
Oil World memperkirakan, Malaysia akan memproduksi 18,6 juta ton pada tahun ini, naik 16% dari level terendah tiga tahun di 2010. Sementara, produksi Indonesia diprediksi naik 8,1% menjadi 24 juta ton di tahun ini.
Adapun, produksi minyak sawit dunia diekspektasi akan meningkat 8,5%n menjadi 49,8 juta ton pada tahun ini. Sedangkan, produksi minyak kedelai dunia bakal tumbuh 5,2% menjadi 42,3 juta ton.
Kemarin, Departemen Perdagangan Indonesia memangkas pajak ekspor CPO untuk Agustus menjadi 15% dari 20% di bulan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News