Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) bertengger di level tertinggi dalam delapan bulan. Minyak sawit melejit seiring melonjaknya harga kedelai pada pekan lalu, setelah China membeli minyak nabati dalam jumlah besar dari Amerika Serikat.
Kontrak CPO untuk pengiriman Mei di Malaysia Derivative Exchange melejit 1,1% ke posisi RM 3.276 atau setara US$ 1.084 per metrik ton. Ini level tertinggi sejak 15 Juni tahun lalu. Kontrak yang sama kemudian diperdagangkan di RM 3.259 per metrik ton pada pukul 12.18 di Kuala Lumpur.
Pada 17 Februari, Departemen Pertanian AS melaporkan eksportir menjual sebanyak 2,923 juta ton kedelai ke China. Ini merupakan rekor penjualan harian yang terbesar.
Dewan ekspor kedelai AS menyebut, Cina pun berkomitmen untuk membeli sebanyak 13,4 juta ton minyak nabati. Pada pekan lalu, China telah meneken kontrak dengan perusahaan-perusahaan AS, bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden Cina Xi Jinping ke Des Moines dan Los Angeles.
"Kesepakatan yang dibuat pemimpin China, Xi Jinping, mendongkrak pasar minyak nabati," kata Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte., di Singapura.
Adapun, pada akhir pekan lalu (17/2), harga kontrak kedelai untuk pengiriman Mei mencapai US$ 12,795 di Chicago Board of Trade. Ini harga tertinggi sejak 23 September. Sementara, minyak kedelai naik 0,7% ditutup di level 53,80 sen per pound.
Ker menyebut, harga minyak sawit juga tertopang laju harga minyak mentah. Minyak melonjak ke level tertinggi dalam sembilan bulan di New York, setelah Iran menghentikan ekspor minyak mentah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News