Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang masih rendah menghambat ekspansi PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). Emiten ini menunda pembangunan pabrik kelapa sawit baru sambil menunggu harga CPO membaik.
SSMS berencana membangun pabrik baru di Kalimantan. Ini merupakan rencana lanjutan setelah perseroan ini mengakuisisi 100% saham PT Menteng Kencana Mas (MKM) akhir tahun lalu.
Nilai akuisisi saham perusahaan yang berdomisili di Pulau Pisang, Kalimantan Tengah itu US$ 35 juta. "Lihat kuartal II nanti seperti apa, harga CPO kan belum rebound," ujar Harry M. Nadir, Direktur Keuangan SSMS kepada KONTAN belum lama ini.
Di tengah kondisi seperti saat ini, perseroan ini memilih berhati-hati dalam berekspansi. SSMS juga dituntut untuk memaksimalkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang ada.
Tahun ini, SSMS menyiapkan capex setidaknya US$ 50 juta. Jika harga CPO kuartal II nanti belum rebound, capex tersebut akan difokuskan lebih dulu untuk kebutuhan penambahan lahan atau menanami lahan baru dengan tanaman sawit ketimbang membangun pabrik.
Jika akuisisi lahan, perseroan mengincar perkebunan sawit yang sudah tertanam tapi masih berusia muda, rata-rata masih berumur tujuh tahun. Sebab, perkebunan seperti ini dinilai bisa lebih cepat menunjang bisnis perseroan ini.
Skenario lainnya, SSMS akan menanami lahan baru seluas 5.000 hektare (ha) hingga 6.000 ha sepanjang tahun ini. Biaya yang dibutuhkan sekitar US$ 18 juta hingga US$ 21,6 juta. "Kami save capex dulu, lihat kondisi kuartal II nanti seperti apa," tutur Harry.
Harry memastikan penundaan pembangunan pabrik baru tidak akan mengganggu proses produksi perusahaan. "Kami masih punya pabrik yang bisa menampung," tutur Harry.
Saat ini, SSMS memiliki enam pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 2,2 juta ton tandan buah segar (TBS) per tahun. Sedangkan lahan sawit yang dimiliki SSMS seluas 99.618 ha dengan luas tertanam 66.693 ha.
Ini sudah termasuk tambahan 26.800 ha lahan baru pasca mengakuisisi MKM dan PT Mirza Pratama Putra (MPP). MPP juga diakuisisi SSMS akhir tahun lalu senilai US$ 15 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News