kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

CPO masih rentan terhadap tekanan


Selasa, 23 Juli 2013 / 08:50 WIB
CPO masih rentan terhadap tekanan
ILUSTRASI. Armada kendaraan yang siap disewakan oleh PT Transkon Jaya Tbk (TRJA).


Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) sedikit terangkat. Spekulasi permintaan CPO akan membaik di paruh kedua tahun ini karena penggunaan minyak nabati untuk biodisel yang bakal meningkat, menjadi salah satu penyebab harga CPO naik.

Harga CPO untuk kontrak pengiriman Oktober 2013 di Bursa Malaysia, Senin (22/7) pukul 20.00 WIB, naik 0,66% menjadi RM 2.272 per ton dibanding harga di akhir pekan lalu. Tapi, dalam sebulan, harga CPO terpangkas 5,33%.

Sim Han Qiang, analis Phillip Futures Pte. mengatakan, salah satu alasan yang mendorong permintaan CPO adalah untuk biodisel. "Jika harga CPO naik, permintaan biodisel akan tinggi," ujar dia seperti dikutip Bloomberg.

Selain itu, sejumlah harga komoditas juga terkena dampak positif dari pernyataan pimpinan The Fed, Ben S. Bernanke yang belum berencana mengurangi program stimulus moneter di AS dalam waktu dekat.  

Dalam pernyataannya di hadapan Kongres AS dan Komite Senat Perbankan Amerika, pekan lalu, Bernanke memberi sinyal bahwa pengurangan ataupun penghentian program stimulus moneter Amerika belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Keputusan itu tergantung pada kondisi ekonomi AS.

Juni Sutikno, analis Philip Futures mengatakan, pernyataan Bernanke tersebut menyebabkan dollar AS tertekan dan sebaliknya mengangkat pergerakan harga komoditas dunia seperti minyak mentah dan juga termasuk CPO. Namun, tren kenaikan tersebut kemungkinan besar hanya akan berlangsung sesaat.

Sejumlah sentimen negatif masih menekan harga komoditas ini. Produksi CPO dari Malaysia dan Indonesia diperkirakan bakal meningkat sampai akhir tahun nanti. Namun di lain sisi, permintaan CPO dari sejumlah negara yang selama ini menjadi konsumen terbesar CPO dunia seperti dari China dan

India yang masih relatif lemah, akan kembali membuat harga CPO tertekan. "Jadi, kemungkinan besar penguatan harga CPO ini hanya akan berlangsung sesaat kemungkinan dalam dua sampai tiga hari ke depan saja," kata Juni. Ia memperkirakan, dalam sepekan ke depan, harga CPO akan cenderung tertekan di kisaran support RM 2.100 dan resistance RM 2.450 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×