Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tengah berada dalam tren pelemahan. Analis memperkirakan, kondisi ini akan terus belanjut hingga akhir kuartal III. Kondisi cuaca yang terus membaik ditengarai akan menghadang peluang penguatan harga CPO.
“Berakhirnya El Nino akan membuat produksi CPO meningkat,” ungkap Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures, Selasa (11/7).
Menurutnya, walaupun untuk saat ini CPO juga masih mendapatkan sentimen positif dari penurunan produksi dan cadangan Malaysia, tetapi sebaliknya kondisi cuaca yang membaik berpotensi meningkatkan produksi di kemudian hari. Kalaupun terjadi penguatan kemungkinan harga minyak sawit hanya berada pada area resistance di RM 2.610 per metrik ton.
“Faktor produksi menjadi penghambat pergerakan harga. Sampai akhir kuartal III, pegerakannya kemungkinan di rentang RM 2.610-RM 2.450 per metrik ton,” ramalnya.
Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures menambahkan, sampai akhir September, tidak akan ada peristiwa yang bisa meningkatkan permintaan CPO. Menurutnya, puncak permintaan sudah terjadi pada saat ramadan kemarin. Permintaan malah diperkirakan akan terus menurun.
“Rentang harga di kuartal III kemungkinan di sekitar RM 2.800-RM 2.200 per metrik ton,” prediksi Faisyal.
Namun, untuk sepekan ke depan, keduanya cenderung berbeda pendapat. Deddy menebak, harga CPO akan cenderung melemah pada kisaran RM 2.570-RM 2.530 per metrik ton. Sedangkan Faisyal memperkirakan, harga akan menguat pada rentang RM 2.450-RM 2.730 per metrik ton.
Secara teknikal, Deddy melihat, harga CPO saat ini bergulir di atas garis moving average (MA) 50 dan MA 100, tetapi masih di bawah MA 200. Dengan berada di bawah 200, menurutnya, secara jangka panjang, pergerakan harga belum terkonfirmasi.
Kemudian garis moving average convergence divergence (MACD) bergulir di area positif. Indikator relative strength index (RSI) berada di level 71 dan stochastic di level 92. Ketiga indikator tersebut menunjukkan harga sudah berada di area jenuh beli (overbought) sehingga membuka peluang koreksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News