Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) berupaya mengurangi porsi pinjaman dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini untuk mengurangi risiko kenaikan beban akibat adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Ong Mei Siang, Direktur Keuangan CPIN mengatakan, perseroan telah menurunkan porsi utang dollar AS dari 55% di akhir tahun lalu menjadi 45% saat ini. Untuk menurunkan porsi utang dollar, CPIN melakukan refinancing utang dollar dengan pinjaman menggunakan mata uang rupiah.
"Di masa akan datang tidak menutup kemungkinan porsi pinjaman mata uang asing akan lebih kecil lagi," ujarnya, Jumat (19/6).
Dari laporan keuangan kuartal I-2015, CPIN memiliki jumlah utang bank jangka pendek sebesar Rp 860 miliar. Sedangkan utang bank jangka panjang sebesar Rp 6,8 triliun. Meski kebutuhan dana pembelian bahan baku juga menggunakan dollar AS, perseroan belum berniat melakukan hedging.
Ke depan CPIN berharap daya beli masyarakat semakin meningkat sehingga kondisi ekonomi juga mengalami perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News