Reporter: Veby Mega | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penjualan pakan ternak Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) terus melejit hingga akhir tahun ini. Ujungnya, perusahaan bisnis agro ini menaikkan target penjualan sebesar Rp 900 miliar hanya dalam jangka waktu satu bulan.
Hingga Oktober 2009 lalu, target penjualan pakan ternak CPIN bertengger di angka Rp 13,1 triliun. Tapi pada November 2009, CPIN kembali mengerek target penjualan menjadi Rp 14 triliun. Selama itu pula, CPIN menaikkan harga pakan ternak sebesar 4%-5%.
Presiden Direktur CPIN Thomas Effendy menyatakan, kenaikan harga produk ini bukan karena CPIN ingin menangguk untung semata, melainkan naiknya harga bahan baku di harga yang sama. "Kami bukan spekulan, jadi harga produk hanya akan naik untuk mengikuti harga bahan baku," kata Thomas.
Menurutnya, peningkatan penjualan CPIN terpicu oleh menguatnya konsumsi masyarakat akan daging ayam di 2009.Hingga awal November 2009, penjualan CPIN sudah mencapai Rp 10,7 triliun.
Kinerja CPIN pada tahun ini memang sangat mengejutkan. Tahun lalu, CPIN hanya mencatatkan laba bersih Rp 253 miliar. Tapi, hingga kuartal ketiga 2009, CPIN berhasil mencatatkan laba bersih Rp 1,03 triliun. CPIN pun memprediksi, bisa mencatatkan penambahan laba bersih sebesar Rp 270 miliar-Rp370 miliar. Pada tahun 2010 mendatang, CPIN memperkirakan bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja hingga 10% ketimbang torehan tahun ini.
Selain itu, CPIN berencana membangun beberapa pabrik baru. Saat ini, CPIN telah memiliki tujuh pabrik di Medan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Makassar. Sayang, Thomas enggan membocorkan berapa jumlah dan lokasi pabrik baru tersebut.
Yang jelas, CPIN belum memiliki rencana menerbitkan surat obligasi, setidaknya hingga kuartal pertama 2010. Sebaliknya, CPIN akan melakukan efisiensi pabriknya. Saat ini, setiap pabrik CPIN berkapasitas produksi 4 juta ton per tahun, dengan produk andalan pakan ternak ayam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News