kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

CPIN meraih utang sindikasi Rp 4,36 triliun


Kamis, 12 November 2015 / 08:15 WIB
CPIN meraih utang sindikasi Rp 4,36 triliun


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) kembali beternak utang. Emiten poultry ini baru saja meraih pinjaman sindikasi senilai total Rp 4,36 triliun, berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) dan rupiah.

Rinciannya masing-masing US$ 100 juta (setara Rp 1,36 triliun) dan Rp 3 triliun. "Utang bertenor lima tahun. Untuk bunga, kami belum bisa share," ujar Hardijanto Kartika, Sekretaris Perusahaan CPIN, dalam pesan singkat kepada KONTAN, Rabu (11/11).

CPIN memperoleh pinjaman tersebut dari enam bank. Mereka adalah Citibank, DBS Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Bank Central Asia dan Bank Mandiri.

Perjanjian utang diteken di Ballroom Hotel Ritz Carlton Pacific Place, kemarin. "Porsi pendistribusian setiap bank sama," ungkap Wakil Direktur Utama Bank DBS Indonesia Peter Suwardi. Hardijanto bilang, CPIN akan memakai pinjaman itu untuk membiayai kembali utang atau refinancing.

Mengacu laporan keuangan kuartal III-2015, CPIN punya utang bank jangka pendek Rp 1,65 triliun dan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam setahun Rp 633,98 miliar. CPIN juga memiliki utang bank jangka panjang Rp 6,29 triliun.

Pada November 2014, CPIN meraih pinjaman sindikasi US$ 200 juta dan Rp 2,4 triliun untuk keperluan barang modal dan modal kerja. Utang tersebut didapat dari Citigroup Global Markets Singapore Pte Ltd Singapura dan Australia, New Zealand Banking Group Ltd Australia, Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, DBS Bank Ltd, Bank Mandiri, Bank DBS Indonesia dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation.

Mandate lead arranger-nya adalah Citicorp International Ltd, Hong Kong. Pinjaman itu meliputi empat fasilitas. Fasilitas A1 adalah pinjaman berjangka US$ 75 juta dan A2 senilai Rp 900 miliar.

Adapun fasilitas B1 adalah pinjaman revolving senilai US$ 125 juta serta B2 mencapai Rp 1,5 triliun. Pinjaman A1 dan A2 akan dibayar dalam 16 kali angsuran secara kuartalan, mulai 20 Februari 2016 hingga 20 November 2019.

Sedangkan pinjaman B1 dan B2 akan dilunasi sekaligus saat jatuh tempo pada 20 November 2017. Harga saham CPIN kemarin melejit 9,18% menjadi Rp 2.675 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×