kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CPIN mencari kesegaran dari bisnis minuman


Selasa, 04 Maret 2014 / 06:46 WIB
CPIN mencari kesegaran dari bisnis minuman
ILUSTRASI. Inilah 4 Manfaat Buah Kiwi untuk Wajah yang Harus Anda Tahu


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Perusahaan pakan ternak dan olahan ayam, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) berniat melebarkan sayap bisnis di tahun ini. Meski bisnis pakan ternak selama ini berkembang pesat, perusahaan yang memiliki basis di Thailand ini tak ingin tinggal diam bermain aman di satu usaha saja. CPIN berencana diversifikasi usaha di bisnis minuman (beverages).

Di kuartal III tahun lalu, manajemen CPIN mengungkapkan, bisnis minuman sejalan dengan lini bisnis utama CPIN sebagai perusahaan poultry. Meski demikian, hingga kini belum jelas produk minuman apa yang akan diproduksi oleh CPIN.

Kepala Riset First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto menilai, langkah CPIN ini cukup positif. Apalagi, Grup Charoen Pokphand, memang sudah berpengalaman di beberapa bidang usaha, seperti makanan, ritel, makanan hewan, hingga otomotif.

Dalam laporan keuangan per September 2013, bisnis pakan ternak menopang sekitar 71% atau Rp 13,33 triliun terhadap total pendapatan CPIN yang sebanyak Rp 18,68 triliun. Sementara, bisnis bibit ayam alias day old chicken (DOC) menyumbang 21% pendapatan ke CPIN atau Rp 3,08 triliun. Sedangkan bisnis ayam olahan menyumbang 9%, dan bisnis lain-lain berkontribusi 3% ke fulus CPIN.

David mengatakan, bisnis pakan ternak masih akan menjadi bisnis utama yang menyokong kinerja CPIN pada tahun ini. "Bisnis minuman akan menambah margin dan sampingan bagi pendapatan CPIN," ujar dia.

Namun, Andre Setiawan, analis Minna Padi Investama sedikit meragukan bisnis minuman yang akan dijalani oleh CPIN. "Belum jelas bisnis minuman seperti apa yang akan dikembangkan," ujar dia.

Apalagi, saat ini banyak pemain besar yang terlebih dahulu berkembang di pasar minuman. Misalnya, Coca Cola atau AQUA. "Tergantung minuman seperti apa yang akan diproduksi dan dijual. Sehingga masih belum bisa diukur pengaruhnya terhadap pendapatan," imbuh dia.

Kalau ingin merambah bisnis minuman, CPIN harus membuat produk yang rada berbeda dengan produk minuman yang sudah jamak ada di pasaran. Misal, membuat produk minuman kesehatan, dan sejenisnya.

Ekspansi bisnis

Menurut analis, bisnis pakan ternak masih menjadi penopang utama kinerja CPIN ke depannya. Apalagi, CPIN berniat meningkatkan kapasitas produksi dengan membangun pabrik pakan ternak di Bali dan Padang, Sumatera Barat. Nilai investasi pabrik itu US$ 20 juta per pabrik.

Dengan penambahan dua pabrik ini, Yusuf Nugraha, analis Trust Securities memperkirakan, akan memberi tambahan 5%-10% ke total pendapatan CPIN di 2014. Dus, ia memproyeksikan, pendapatan CPIN di tahun ini akan tumbuh 27% dibandingkan dengan tahun 2013.

Di tahun lalu, David memperkirakan, pendapatan CPIN mencapai Rp 24,5 triliun, naik 17% year-on-year. Ia tetap merekomendasikan buy saham CPIN dengan target Rp 5.000 per saham.

Yusuf juga menyarankan buy saham CPIN dengan target harga Rp 4.600. Pun, Andre merekomendasikan buy saham CPIN dengan target harga Rp 4.500. Kemarin, harga CPIN turun 1,53% menjadi Rp 4.170 per saham.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×