kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Consumer goods siap raup berkah Ramadan


Senin, 01 Mei 2017 / 19:01 WIB
Consumer goods siap raup berkah Ramadan


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

Penjualan Sektor Konsumer Akan Terkerek Di Ramadan

JAKARTA. Menjelang bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri, konsumsi masyarakat akan mengalami peningkatan. Hal ini tentunya menjadi berkah untuk emiten sektor consumer goods sebab penjualannya akan mengalami peningkatan.

Analis NH Korindo Sekuritas Joni Wintarja berpendapat, menjelang bulan Ramadan dan hari raya Indul Fitri konsumsi masyarakat akan mengalami peningkatan. Untuk itu penjualan emiten di sektor consumer goods seperti UNVR, INDF, ICBP dan MYOR juga ikut terkerek.

"Penjualan di bulan Ramadan akan lebih tinggi dibanding bulan-bulan biasanya termasuk JPFA, CPIN dan lainnya. Intinya kuartal di bulan Ramadan lebih tinggi dari kuartal biasanya," ujar Joni kepada KONTAN, Sabtu (29/4).

Pengamat Pasar Modal Satrio Utomo berpendapat tidak hanya sektor consumer goods saja yang akan terkerek penjualannya di bulan Ramadan. Sektor ritel juga akan ikut terkerek apalagi menjelang lebaran masyarakat akan berbondong-bondong beli pakaian baru.

Lebih lanjutan analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menilai selama bulan puasa penjualan sektor consumer goods akan melonjak hingga 8% - 10% dibandingkan bulan-bulan biasa. "Karena konsumsi masyarakat mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan dengan adanya THR," katanya.

Ironisnya meskipun penjualan mengalami peningkatan, saham-saham konsumer tidak banyak gerak. Menurut Reza, hal ini disebabkan pasar melihat produktivitas produksi pabrik mengalami penurunan sebab biasanya produksi digenjot sebelum bulan puasa.

Dengan digenjot produksinya sebelum bulan puasa maka utilitas pabrik meningkat, kebutuhan bahan bakar, bahan baku akan mengalami peningkatan. "pembayaran upah juga meningkat ditambah THR, sehingga beban di bulan puasa ada peningkatan," ungkapnya.

Di tengah beban yang membengkak, perusahaan juga perlu pendapatan yang lebih di bulan ini. Biasanya mereka meningkatkan penjualan dengan melakukan bundling produk yaitu menggabungkan dua produk seperti produk snack dan susu.

Reza juga memprediksi sepanjang tahun ini kinerja dari sektor consumer goods akan baik mengingat kondisi makro ekonomi yang cukup baik. Apalagi sektor ini cukup kebal di segala kondisi, meskipun makro ekonomi jelek namun masih bisa tumbuh walaupun tipis. Beda dengan emiten tambang kalau pasarnya jatuh ya sudah jatuh.

"Tantangan di emiten sektor konsumer lebih kepada biaya bahan baku," katanya.

Satrio juga memprediksi sektor ini akan tumbuh bagus di tahun ini, sebab ekonomi Indonesia diprediksi masih akan ada di atas angka 5%. "Berarti kondisi ekonomi lumayan, harusnya penjualan sektor ini terus bisa bagus," ujarnya.

Menurut Joni untuk tahun 2017 emiten consumer goods diprediksi kinerjanya akan lebih baik dibanding tahun kemarin. Hal ini terlihat dalam belanja pemerintah yang masih on track dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan ada di angka di atas 5%.

Namun ada beberapa tantangan di sektor ini yaitu penurunan harga komoditas seperti Sawit dan Batubara. Meskipun efeknya tidak langsung namun ini cukup menggerus daya beli masyarakat yang penghasilannya dari komoditas tersebut.

Lebih spesifik dia merinci untuk sektor poultry yang menjadi tantangan yaitu tingginya harga jagung, sudah dua kali lipat harga acuan pemerintah. Kemudian untuk ICBP persaingan yang ketat terus menggerus market share yang saat ini menguasai 70%. "INDF tantangannya lebih ke harga komoditas, untuk UNVR dan MYOR masih lampu hijau," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×