Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto
Sebagai contoh, per 31 Juni 2024, Greater Jakarta menjadi kontribusi pendapatan prapenjualan alias marketing sales terbesar 41%, lalu diikuti Sumatra 25%.
“Sementara, per 31 Maret 2024, Sumatra menyumbang 32% dari perolehan marketing sales, disusul Greater Jakarta 32% dan Greater Surabaya 19%,” tuturnya,” tuturnya.
Kinerja CTRA di kuartal III juga berpotensi tumbuh lebih baik. Ini mengingat pada September 2024 kembali diberlakukan insentif PPN DTP 100%.
Baca Juga: Ada Insentif PPN DTP 100%, Ciputra Development (CTRA) Fokus Habiskan Stok
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mulai menurunkan suku bunga acuan (BI rate). Pemangkasan BI rate juga dapat meningkatkan minat konsumen dalam mengambil pembiayaan KPR.
“Dengan menggunakan metode relative valuation dan pendekatan price to earning ratio (PER), potensi fair value CTRA diperkirakan berada di level Rp 1.490 per saham,” ungkapnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, penggarapan proyek IKN berpotensi memberikan dampak positif ke penjualan dan pendapatan CTRA dalam jangka panjang.
Apalagi, jika CTRA betulan menggarap proyek di wilayah strategis di IKN.
“Namun, penggarapan proyek besar akan meningkatkan pembiayaan atau beban yang bisa membuat kinerja keuangan CTRA kurang baik,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (24/9).
Baca Juga: Tarif Sewa Mal Naik, Ciputra Development (CTRA) Optimistis Okupansi Tetap 90%
Kinerja CTRA di kuartal III bisa membaik dengan adanya sentimen PPN DTP 100%, pemangkasan suku bunga, dan pemulihan ekonomi.
“Sentimen negatif untuk CTRA adalah ketidakpastian global, penurunan permintaan properti, dan ketatnya persaingan. Sentimen ini masih akan berlanjut hingga kuartal IV,” tuturnya.
Vicky pun merekomendasikan hold untuk CTRA hingga ke level Rp 1.430 – Rp 1.440 per saham. Investor juga bisa wait and see dulu ke area support di level Rp 1.325 – Rp 1.315 per saham, dengan target harga Rp 1.385 – Rp 1.395 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News