Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina, Agustinus Beo Da Costa, Barly Haliem, Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Boleh jadi benar, Grup Bakrie selalu punya "nyawa cadangan" plus seribu taktik keluar dari tekanan utang. Lihat saja manuver mengejutkan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) untuk melepaskan jerat utang US$ 1,3 miliar dari China Investment Corporation (CIC).
Kejutan ini pula yang menjadi alasan otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham BUMI dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS). Otoritas bursa meminta emiten Grup Bakrie itu menjelaskan detail soal aksi korporasi tersebut. Maklum, sejauh ini belum jelas isi deal BUMI dan CIC.
Namun, sumber KONTAN memberi gambaran soal skema penyelesaian utang ke CIC. Intinya, BUMI akan menukar utang dari CIC dengan 42% saham BRMS, serta masing-masing 19% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC), Indocoal Resources (Cayman) Ltd dan PT Indocoal Kaltim Resources.
Dari swap utang dengan aset BUMI itu, nilainya setara dengan US$ 1,15 miliar. Nah, sisa utang sebesar US$ 150 juta akan diganti dengan saham BUMI. Kelak, BUMI akan menerbitkan saham baru lewat private placement. "CIC akan mendapatkan 11%-12% saham BUMI, tergantung harga private placement," kata sumber tersebut, kemarin.
Nah, dengan skema ini, utang US$ 1,3 miliar dinyatakan lunas. Asal tahu saja, jatuh tempo utang itu adalah 2014 dan 2015."Keputusannya menunggu RUPS, semoga November tuntas," katanya.
Tapi, ada ongkos tambahan yang harus dibayar BUMI lantaran mempercepat pelunasan utang. BUMI harus membayar penalti ke CIC senilai US$ 400 juta. Penalti ini akan dibukukan sebagai utang selama empat tahun. "Bunganya murah sekali," kata sumber itu.
Dileep Srivastava, Direktur BUMI enggan menjelaskan detail penyelesaian utang BUMI. Nirwan D Bakrie, salah satu pemilik Grup Bakrie, juga enggan berkomentar. Ia hanya menilai, skema ini merupakan win-win solution bagi kedua belah pihak.
Nathaniel Rothschild, seteru Grup Bakrie di Bumi Plc, juga lebih suka tutup mulut.
Gara-gara skema penyelesaian utang yang belum jelas itu pula, Moody's menggunting peringkat BUMI dari Caa1 menjadi Ca. Moody's juga memangkas peringkat senior secured notes issued anak usaha BUMI menjadi Ca dari posisi Caa1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News