Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Tak hanya itu, berkat komitmen menjaga efisiensi dari beban pokok, AGII sanggup mencetak marjin kotor sebesar 45,3% di tahun 2019 atau stabil dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, rasio liabilitas terhadap ekuitas AGII pada tahun 2019 adalah sebesar 1,13 kali atau sesuai dengan komitmen manajemen untuk terus mengusahakan agar rasio tersebut berada di bawah level 1,5 kali.
“Kami akan terus mengusahakan strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan efisiensi, dan menjaga daya saing perusahaan dalam kondisi ekonomi yang berbeda-beda,” imbuh Rachmat.
Sementara itu, AGII mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 5,8% (yoy) menjadi Rp 685,49 miliar pada tahun 2019. Hal ini didukung tak hanya oleh pertumbuhan dari sektor kesehatan dan manufaktur lainnya, melainkan juga karena pengelolaan beban pokok dan beban operasional yang efisien.
Baca Juga: Wabah corona melanda, Aneka Gas Industri (AGII) akan maksimalkan bisnis gas medis
Laba usaha AGII juga tumbuh 4,5% (yoy) menjadi RP 407,02 miliar di tahun 2019. Namun, laba tahun berjalan perusahaan turun 9,6% (yoy) menjadi Rp 103,43 miliar di tahun lalu. Hasil ini disebabkan perlambatan pertumbuhan dari segmen jasa dan peralatan yang disertai dengan peningkatan biaya keuangan dari penerbitan obligasi pada Maret 2019.
Meski begitu, laba yang diatribusikan kepada entitas induk cenderung stabil sehingga menghasilkan laba per saham sebesar Rp 32,93 per saham di tahun 2019 atau meningkat 1,2% (yoy) dari tahun sebelumnya.