kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Chandra Asri (TPIA) Getol Diversifikasi Bisnis Non-Petrokimia


Rabu, 15 November 2023 / 19:33 WIB
Chandra Asri (TPIA) Getol Diversifikasi Bisnis Non-Petrokimia
ILUSTRASI. Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), Suryadi (kiri), Direktur Legal & Urusan Eksternal, Edi Rivai (kanan) Saat berkunjung ke Redaksi KONTAN di Jakarta, Rabu (15/11/2023).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) getol mendiversifikasi bisnisnya ke segmen nonpetrokimia. Diversifikasi bisnis ini dilakukan untuk mensubstitusi volatilitas bisnis petrokimia.

Suryandi, Direktur SDM & Urusan Korpora Chandra Asri menyebut, petrokimia adalah bisnis yang siklikal dan rentan terpapar sentimen geopolitik. “Biasanya bisnis bagus hanya 3 tahun, dan penurunannya bisa 5 tahun. Akan tetapi tergantung dari kondisi China dan industri lain,” terang Suryandi saat media visit ke kantor Kontan di Jakarta, Rabu (15/11).

Salah satu bisnis yang digenjot oleh  TPIA adalah infrastruktur. TPIA menggenjot bisnis infrastruktur melalui anak usahanya yakni Chandra Daya Investasi, yang nantinya membawahi bisnis infrastruktur. Bisnis energi dijalankan oleh Krakatau Daya Listrik (KDL), bisnis air melalui Krakatau Tirta Industri, serta bisnis jetty dan tank lewat Redeco Petrolin Utama.

Di bisnis energi, TPIA akan berfokus pada pembangkit listrik gas combined cycle power plant (CCPP) sebesar 120 megawatt (MW). Nantinya, KDL akan berkembang menjadi Perusahaan penyedia energi baru terbarukan (EBT).

Baca Juga: Intip Rekomendasi Bagi Investor yang Incar Saham Emiten Grup Barito

Direktur Chandra Asri Edi Rivai meyakini, kebutuhan listrik industri akan semakin meningkat. Proyeksi ini sejalan dengan pertumbuhan industri petrokimia dan hilirisasi.

“Kami optimistis kebutuhan listrik akan semakin tinggi, termasuk ketersediaan bahan energi yang ramah lingkungan,” kata Edi dalam kesempatan yang sama.

Di bisnis air, TPIA berfokus pada pengolahan air bersih. Fasilitas ini menjadi satu-satunya fasilitas terintegrasi dari unit hulu ke hilir. Sementara di bisnis jetty dan tank, TPIA berfokus pada pelayanan tangki dan dermaga untuk produk kimia dan minyak bumi olahan.

Namun demikian, petrokimia diramal masih akan menjadi tulang punggung TPIA. Terlebih Ketika kapasitas produksi TPIA meningkat apabila pabrik Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 rampung dibangun. Hanya saja, diversifikasi ini bisa mengimbangi bisnis petrokimia yang fluktuatif, sehingga bisa menstabilkan dari sisi bottom line.

Baca Juga: Saham Grup Barito Melejit, Apa Rekomendasi Bagi Investor?

Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini sedang membangun pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride (pabrik CA-EDC) terintegrasi berskala dunia. Pabrik CA-EDC yang nantinya dioperasikan oleh anak usaha CAP 2, yakni PT Chandra Asri Alkali, yang akan memproduksi 500.000 metrik ton ethylene dichloride per tahun serta lebih dari 400.000 metrik ton caustic soda per tahun. Kehadiran pabrik EDC diharapkan dapat membantu kekurangan bahan baku di Asia Tenggara.

Dalam pembangunan pabrik ini, TPIA berkongsi dengan Indonesia Investment Authority (INA) untuk memulai kemitraan strategis. TPIA juga sudah menunjuk licensor teknologi vinil terkemuka asal Amerika Serikat. TPIA sudah menyiapkan land bank untuk proyek prestisius ini.

Caustic soda merupakan bahan baku penting bagi industri hilir, seperti ekstraksi alumina dan ekstraksi nikel. Edi menjabarkan, bahan baku dari caustic soda ini adalah garam.

Saat ini, garam yang dihasilkan domestik masih memiliki tingkat kemurnian 95%. Sementara tingkat kemurnian garam untuk keperluan industri minimal di 97% sampai 99%. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk membangun ekosistem pergaraman domestik yang sesuai standar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×