kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Anjloknya Harga Minyak Mentah Memoles Laba Chandra Asri (TPIA) di Semester I-2023


Selasa, 01 Agustus 2023 / 19:49 WIB
Anjloknya Harga Minyak Mentah Memoles Laba Chandra Asri (TPIA) di Semester I-2023
ILUSTRASI. Fasilitas produksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)?di Cilegon, Banten. Chandra Asri Petrochemical (TPIA) berhasil memperbaiki kinerja bottom line, meski top line mengalami koreksi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil memperbaiki kinerja bottom line, meski top line mengalami koreksi. Emiten petrokimia anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini mengais berkah dari penurunan harga minyak mentah.

TPIA mencetak pendapatan sebesar US$ 1,07 miliar sepanjang enam bulan pertama 2023. Pendapatan ini menyusut 19,54% dibandingkan US$ 1,33 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 

Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan TPIA ikut terpangkas menjadi US$ 1,02 miliar. Beban pokok Chandra Asri turun 23,30% dibandingkan semester I-2022 sebesar US$ 1,33 miliar.

Hasil ini membuat laba kotor TPIA semester I-2023 meroket 3.432% menjadi US$ 47,33 juta. Sebagai perbandingan, laba kotor TPIA per Juni tahun lalu hanya mampu mencapai US$ 1,34 juta. 

Baca Juga: Laba Barito Pacific (BRPT) Punya Prajogo Pangestu Terbang 243,43% di Semester I-2023

Capaian ini membuat TPIA berhasil membukukan laba periode berjalan senilai US$ 328.000 dalam enam bulan pertama 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, TPIA masih menanggung rugi periode berjalan sebesar US$ 64,72 juta.

Secara bottom line, TPIA memangkas rugi bersih secara signifikan menjadi US$ 586.000 per semester I-2023. Rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TPIA pada semester I-2022 masih mencapai US$ 64,62 juta.

Direktur Chandra Asri, Suryandi, mengungkapkan hasil ini menunjukkan TPIA tetap dalam ketahanan finansial dan berhasil mempertahankan neraca yang kuat. TPIA juga mempunyai fleksibilitas dalam menjalankan strategi bisnisnya.

Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.886 Pada Selasa (1/8), BBRI, BMRI, KLBF Paling Banyak Net Buy Asing

Per 30 Juni 2023, TPIA memiliki liquidity pool  sebesar US$ 2,3 miliar yang terdiri dari kas dan setara kas US$ 923 juta, surat berharga US$ 954 juta, dan fasilitas committed revolving credit sebesar US$ 405 juta.

“Chandra Asri menunjukkan kinerja yang tangguh untuk semester pertama 2023. Kami mencatat EBITDA positif sebesar US$ 95,3 juta, dibandingkan dengan EBITDA US$ 24,1 juta pada semester I-2022, menandakan kenaikan sebesar 295,4%," terang Suryandi dalam keterangan resmi, Senin (31/7).

Lebih lanjut, Suryandi menjelaskan merosotnya pendapatan TPIA dipengaruhi oleh gangguan supply-demand eksternal. Hal ini menyebabkan penurunan volume penjualan secara keseluruhan untuk semester berjalan.

Sedangkan penurunan beban pokok pendapatan terutama disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih rendah. Pada setengah tahun ini, harga naphtha mencapai US$ 644 per ton, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata harga di semester I tahun lalu yang ada di level US$ 902 per ton.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Kantongi Pendapatan US$ 1.074 Juta pada Semester I

Penurunan harga naphtha ini dipicu oleh harga minyak mentah Brent yang menukik sebesar 23,8% sepanjang semester I-2023 menjadi rata-rata US$ 80 per barel. Dibandingkan dengan rata-rata harga di semester I-2022 sebesar US$ 105 per barel.

Di tengah potensi adanya volatilitas yang berkelanjutan akibat ketidakpastian geopolitik dan harga energi, TPIA tetap optimistis pada prospek jangka panjangnya. Sehingga TPIA tetap rajin mengeksekusi rencana ekspansi.

Sepanjang semester I 2023, TPIA menyelesaikan dan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan INA, Sovereign Wealth Fund Indonesia. MoU ini ditujukan untuk bersama-sama mengembangkan pabrik chlor-alkali & ethylene dichloride berskala dunia di Indonesia.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Sektor Energi dan Barang Baku Pilihan dari Para Analis

Pabrik ini dirancang untuk melayani industri hilir Indonesia yang sedang berkembang dengan fokus pada rantai nilai electric vehicle (EV). Sebagai bagian dari rencana investasi yang dipercepat, TPIA telah menunjuk pemberi lisensi terkemuka dunia dan melanjutkan ke proses penawaran front-end engineering design (FEED).

Pada bulan Juni 2023, sebagai bagian dari strategi programatik M&A untuk tumbuh dalam bidang infrastruktur inti, TPIA melalui anak perusahaannya, Krakatau Daya Listrik, berinvestasi hingga US$ 200 juta. Aksi ini bertujuan meningkatkan kepemilikannya dalam Krakatau Posco Energy (KPE) dari 10% menjadi 45%.

Pembelian ini sekaligus sebagai investasi bersama dengan Posco untuk membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 200 megawatt setelah final investment decision diambil. "Langkah ini mengukuhkan komitmen Chandra Asri untuk memperdalam kemitraan strategis dan memperkuat posisinya sebagai investor utama dalam sektor energi," tandas Suryandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×