kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Chandra Asri Petrochemical (TPIA) bukukan kerugian US$ 17,83 juta di kuartal I 2020


Jumat, 05 Juni 2020 / 13:05 WIB
Chandra Asri Petrochemical (TPIA) bukukan kerugian US$ 17,83 juta di kuartal I 2020
ILUSTRASI. Pekerja melakukan monitoring pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400 ribu ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) di Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019). Seiring tingginya kebutuhan pasar do


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 17,83 juta.

Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, emiten produsen petrokimia ini masih membukukan laba bersih senilai US$ 17,26 juta.

Dari sisi topline, konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai US$ 476,83 juta. Realisasi ini turun 13,7% bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada kuartal pertama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 552,2 juta.

Baca Juga: Sejak awal Mei, kapitalisasi pasar TPIA & ICBP turun drastis, ini rekomendasi analis

Turunnya pendapatan TPIA mencerminkan turunnya harga penjualan rata-rata (average selling price/ASP), dimana harga Ethylene dan Polyethylene kompak menurun masing-masing menjadi US$ 713 per ton dan US$ 874 per ton (dari US$ 948 per ton dan US$1,180 per ton pada kuartal pertama 2019). Meski demikian, volume penjualan TPIA relatif stabil di level 551 kilo ton(KT).

Hal ini disebabkan pabrik TPIA telah beroperasi secara optimal setelah adanya aktivitas Turnaround Maintenance (TAM) pada 2019 silam. Ditambah, dengan adanya kapasitas tambahan yang mulai beroperasi setelah proyek ekspansi selesai tahun lalu

Adapun EBITDA TPIA menurun menjadi -US$13.5 juta (dari sebelumnya US$ 66.1 juta pada kuartal I-2019) disebabkan oleh margin petrokimia yang lebih rendah akibat adanya penambahan pasokan global dan volatilitas bahan baku.

Baca Juga: Dua hari auto rejection bawah, ICBP masih jadi saham dengan kapitalisasi jumbo

Merosotnya EBITDA juga akibat dari melemahnya permintaan untuk polymer akibat sentimen perang dagang dan aktivitas ekonomi yang terkontraksi karena pandemi Covid-19

Sementara itu, beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$ 493.4 juta, naik tipis 0,6% dari US$ 490.3 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan karena volume bahan baku yang lebih tinggi sebagai akibat dari peningkatan kapasitas produksi, namun diimbangi dengan penurunan harga Naphtha yang lebih rendah, yakni US$ 521 per metric ton (MT).

Turunnya harga naphtha didorong oleh harga minyak mentah Brent yang turun 20% secara year-on-year (YoY) menjadi rata-rata US$ 50 per barel (dibandingkan US$ 63 per barel di kuartal I-2019).

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) dapat pinjaman berjangka senilai US$ 70 juta dari Bank Permata

“Kinerja kuartal pertama 2020 kami sebagian besar dibentuk oleh lingkungan makro yang menantang, margin petrokimia yang ketat, dan pelemahan permintaan terutama di pasar domestik China karena pandemi Covid-19,” papar Suryandi, Direktur SDM Urusan Korporat sekaligus Sekretaris Perusahaan Chandra Asri.

Per 31 Maret 2020, jumlah aset TPIA mencapai US$3,40 miliar. Jumlah ini terdiri atas liabilitas senilai US$ 1,66 miliar dan ekuitas senilai US$ 1,73 miliar. Adapun kas dan setara kas Chandra Asri berada di posisi US$ 624 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×