Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 17,83 juta.
Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, emiten produsen petrokimia ini masih membukukan laba bersih senilai US$ 17,26 juta.
Dari sisi topline, konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai US$ 476,83 juta. Realisasi ini turun 13,7% bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada kuartal pertama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 552,2 juta.
Baca Juga: Sejak awal Mei, kapitalisasi pasar TPIA & ICBP turun drastis, ini rekomendasi analis
Turunnya pendapatan TPIA mencerminkan turunnya harga penjualan rata-rata (average selling price/ASP), dimana harga Ethylene dan Polyethylene kompak menurun masing-masing menjadi US$ 713 per ton dan US$ 874 per ton (dari US$ 948 per ton dan US$1,180 per ton pada kuartal pertama 2019). Meski demikian, volume penjualan TPIA relatif stabil di level 551 kilo ton(KT).
Hal ini disebabkan pabrik TPIA telah beroperasi secara optimal setelah adanya aktivitas Turnaround Maintenance (TAM) pada 2019 silam. Ditambah, dengan adanya kapasitas tambahan yang mulai beroperasi setelah proyek ekspansi selesai tahun lalu
Adapun EBITDA TPIA menurun menjadi -US$13.5 juta (dari sebelumnya US$ 66.1 juta pada kuartal I-2019) disebabkan oleh margin petrokimia yang lebih rendah akibat adanya penambahan pasokan global dan volatilitas bahan baku.
Baca Juga: Dua hari auto rejection bawah, ICBP masih jadi saham dengan kapitalisasi jumbo
Merosotnya EBITDA juga akibat dari melemahnya permintaan untuk polymer akibat sentimen perang dagang dan aktivitas ekonomi yang terkontraksi karena pandemi Covid-19
Sementara itu, beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$ 493.4 juta, naik tipis 0,6% dari US$ 490.3 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan karena volume bahan baku yang lebih tinggi sebagai akibat dari peningkatan kapasitas produksi, namun diimbangi dengan penurunan harga Naphtha yang lebih rendah, yakni US$ 521 per metric ton (MT).
Turunnya harga naphtha didorong oleh harga minyak mentah Brent yang turun 20% secara year-on-year (YoY) menjadi rata-rata US$ 50 per barel (dibandingkan US$ 63 per barel di kuartal I-2019).
Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) dapat pinjaman berjangka senilai US$ 70 juta dari Bank Permata
“Kinerja kuartal pertama 2020 kami sebagian besar dibentuk oleh lingkungan makro yang menantang, margin petrokimia yang ketat, dan pelemahan permintaan terutama di pasar domestik China karena pandemi Covid-19,” papar Suryandi, Direktur SDM Urusan Korporat sekaligus Sekretaris Perusahaan Chandra Asri.
Per 31 Maret 2020, jumlah aset TPIA mencapai US$3,40 miliar. Jumlah ini terdiri atas liabilitas senilai US$ 1,66 miliar dan ekuitas senilai US$ 1,73 miliar. Adapun kas dan setara kas Chandra Asri berada di posisi US$ 624 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News