kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.849   -109,00   -0,69%
  • IDX 7.500   8,14   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,97   0,17%
  • LQ45 920   -0,50   -0,05%
  • ISSI 227   1,06   0,47%
  • IDX30 474   -1,02   -0,21%
  • IDXHIDIV20 571   -1,27   -0,22%
  • IDX80 133   0,19   0,15%
  • IDXV30 141   0,50   0,35%
  • IDXQ30 158   -0,23   -0,15%

Chandra Asri mendapat restu buyback obligasi


Selasa, 09 Oktober 2012 / 15:52 WIB
Chandra Asri mendapat restu buyback obligasi
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Rencana PT Chandra Asri Petrochemical Tbk membeli kembali (buyback) obligasi global yang diterbitkan anak usaha, Altus Capital Pte. Ltd mencapai tahap akhir. Altus sudah mendapat restu Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 8 Oktober yang digelar di Hong Kong untuk buyback.

Suryandi, Senior Vice President Corporate Secretary Chandra Asri mengatakan, harga penebusan wajib yang harus dikucurkan Altus adalah 104% dari nilai pokok obligasi, yaitu US$ 184,9 juta.

Harga ditambah bunga obligasi yang harus dibayar Altus. "Tanggal penyelesaian seluruh sisa obligasi untuk dibeli kembali penerbit 15 Oktober 2012," kata Suryandi dalam keterangan resmi.

Chandra Asri telah mendapatkan pinjaman baru senilai US$ 220 juta dari Bangkok Bank Public Company limited dan The Siam Commercial Bank Public Company Limited untuk buyback. Chandra Asri memutuskan buyback obligasi yang jatuh tempo 10 Februari 2015, agar menghemat beban bunga. Maklum, kupon obligasi Altus 10 Februari 2010 mencapai 12,88% per tahun.

Klausul pinjaman baru yang digunakan untuk buyback obligasi memang relatif lebih murah dari obligasi Altus. Dari sisi bunga misalnya pinjaman tersebut hanya hanya dikenakan bunga all-in 6%. Tenor pinjaman selama tujuh tahun artinya jatuh tempo 29 September 2019.

November 2011, Chandra Asri memperoleh pinjaman sindikasi US$ 150 juta dari lima bank yang digawangi DBS Bank Ltd. Pinjaman itu digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik butadiene milik anak usaha, PT Petrokimia Butadiene Indonesia. Pabrik butadiene berkapasitas 100.000 ton per hari dengan investasi US$ 120 juta.

Chandra Asri membutuhkan dana merampungkan penambahan kapasitas cracker nafta dari 600.000 ton menjadi 1 juta ton senilai US$ 340 juta yang akan dipenuhi dari ekuitas dan pinjaman. Mereka menargetkan selesai 2014.

Namun, mereka baru akan menentukan sumber pendanaan pada kuartal I-2013. Salah satunya penerbitan saham baru (rights issue).

Beban keuangan Chandra masih tinggi. Per Juni 2012, Chandra Asri menanggung beban keuangan US$ 23,96 juta. Jumlah tersebut turun 11,24% year on year senilai US$ 26,99 juta. Rugi bersih Chandra Asri per Juni US$ 44,77 juta dari US$ 26,33 juta year on year.

Kondisi itu patut disayangkan mengingat pendapatan bersih Chandra Asri masih bisa bertumbuh. Sepanjang semester I tahun 2012, Chandra Asri membukukan pendapatan senilai US$ 1,16 juta, meningkat 1,75% year on year US$ 1,14 miliar.

Pada Senin (8/10), harga saham Chandra Asri yang berkode TPIA itu,, naik 2,08% menjadi Rp 2.450 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×