Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) ditutup menguat 2,24% ke Rp 685 pada pada sesi I perdagangan Selasa (4/7). Di sepanjang sesi I saham MTEL ditransaksikan di rentang harga Rp 670-685 per saham. Adapun volume perdagangan mencapai 19,4 juta saham dengan nilai transaksi Rp 13,1 miliar.
Pergerakan saham MTEL senada dengan rekomendasi sejumlah analis. CGS-CIMB Sekuritas dalam risetnya melihat prospek saham MTEL cukup cerah yang didukung oleh beberapa faktor.
Pertama, pertumbuhan tenan. Sekuritas ini memperkirakan pertumbuhan tenan per tahunnya bisa mencapai 4.000 - 5.000, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kompetitor yang berkisar 2.200-3.000 per tahun. Hal ini disebabkan eksposur menara MTEL yang dominan di luar Jawa.
Kedua, pertumbuhan pendapatan dan EBITDA per tahun yang lebih premium dibandingkan industri. CGS-CIMB memperkirakan pertumbuhan pendapatan MTEL bakal mencapai 9,5% per tahun sejak 2022-2025, sementara pertumbuhan pendapatan industri hanya 6% di periode yang sama.
EBITDA MTEL juga diproyeksikan meningkat 10,8% untuk periode 2022-2025 sedangkan dalam periode tersebut pertumbuhan EBITDA industri hanya 6% sejalan dengan pendapatan industri.
Aspek lain yang menarik, agresivitas perseroan dalam memasuki bisnis fiber. MTEL secara cepat memperkuat posisinya di industri fiber dengan portofolio jaringan fiber mencapai 16,6 ribu km pada 2022 dan menargetkan tambahan sepanjang 13 ribu km.
“Kami memperkirakan bisnis fiber akan menjadi pendorong pertumbuhan MTEL dan mengestimasi kontribusi pendapatan segmen ini meningkat 2x dari 3% di 2023 menjadi 6% di 2025” tulis riset CGS-CIMB Sekuritas dikutip Selasa (4/7).
Atas dasar itu, CGS-CIMB Sekuritas merekomendasikan Buy saham MTEL dengan target harga Rp. 800 per saham.
Sebelumnya tim riset JP Morgan juga merekomendasikan overweight saham MTEL dan netral bagi TBIG dan TOWR. Overweight berarti saham tersebut memiliki performa yang lebih baik ketimbang kompetitor dan lebih tinggi dari indeks.
"Sebagai pemain menara terkemuka, Mitratel memiliki posisi yang baik untuk pertumbuhan organik dan anorganik. Didukung oleh pertumbuhan data nirkabel, persyaratan investasi jaringan, hubungan dengan operator jaringan, dan ruang kepala keuangan untuk mendukung pertumbuhan anorganik. Kami memperkirakan CAGR FY22-25E sebesar 8 persen dalam revenue," sebut tim pada Senin (3/7).
JP Morgan memperkirakan pertumbuhan didorong oleh kombinasi pertumbuhan menara build-to-suit, peningkatan kolokasi, dan akuisisi anorganik. Tim riset JP Morgan pun menilai persyaratan sewa menara yang menarik menghasilkan kolokasi yang bagus dalam akuisisi anorganik.
Adapun risiko yang mampu mengganjal kinerja perseroan hanyalah perubahan dalam hubungan kerjasama dengan Telkom dan juga kenaikan suku bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News