Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) diprediksi mampu mencetak pertumbuhan positif tahun ini. Salah satu katalis positifnya dari gencarnya ekspansi yang dilakukan perseroan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Nico Margaronis mengatakan bahwa tahun ini dinamika makro sektor menara akan lebih baik dibandingkan tahun 2022.
MTEL pun dilihat akan menggungguli sektor ini lantaran memiliki kapasitas untuk mendominasi pangsa pesanan kolokasi baru dari perusahaan telko, khususnya yang berkeinginan berekspansi di luar Jawa.
Nico melihat, perseroan memiliki keunggulan waktu dengan 58% dari menaranya yang berlokasi di luar Jawa yang siap untuk dikolokasi sesuai permintaan dalam waktu sekitar satu bulan.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) Memperkuat Portofolio Layanan Digital InfraCo, Berikut Strateginya
"MTEL juga memiliki sifat monopoli karena 78% dari menaranya berada di lokasi yang unik dengan tidak ada pesaing dalam radius 800 meter," tulisnya dalam riset, Senin (29/5).
Sementara itu, perusahaan yang dikenal dengan Mitratel ini memiliki portofolio menara terbesar, sebanyak 36.439 atau sekitar 33% dari pasar menara.
Selain itu, MTEL juga aktif diversifikasi ke bisnis non-menara sehingga ia menilai prospek jangka menengah MTEL kaya akan aliran pendapatan baru.
Adapun pendapatan menara saat ini mencapai 92%, sedangkan pendapatan non-menara berkontribusi 8%.
Nico menyebutkan, MTEL telah mengamankan order book yang kuat dengan 4.000 penyewaan organik yang akan dieksekusi pada tahun 2023. Sebanyak 3.000 diantaranya adalah kolokasi.
Menurutnya, dengan adanya pesanan penyewaan menara seluler makro/mikro yang baru, maka fiberisasi (FTTT) memproyeksikan dinamika pertumbuhan yang sehat.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) Punya 1.021 Menara dan 1.311 Penyewa Baru di Kuartal I-2023
Selain itu, MTEL membangun diferensiasi dengan layanan seperti Power to the Tower (PTTT) untuk mendukung manajemen kecukupan energi perusahaan telekomunikasi.
"Di tengah digitalisasi yang sedang berlangsung, latensi jaringan yang jauh lebih pendek diperlukan dan komputasi edge sangat penting bagi perusahaan telekomunikasi untuk mencapainya. MTEL bersedia untuk berinvestasi dalam infrastruktur," jelasnya.
Dengan prospek tersebut, BRI Danareksa memproyeksikan pendapatan MTEL mencapai Rp 8,61 triliun atau tumbuh 11,52% dari aktualisasi tahun 2022 sebesar Rp 7,72 triliun, kemudian EBITDA tumbuh 11,4% menjadi Rp 6,84 triliun.
Sementara laba bersih diperkirakan sebesar Rp 2,14 triliun, tumbuh 20,22% YoY. Nico pun menyematkan rating buy MTEL dengan target harga Rp 930 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News