kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cetak rekor, analis Indo Premier sebut saham BBCA sudah cukup mahal


Senin, 15 Juli 2019 / 18:37 WIB
Cetak rekor, analis Indo Premier sebut saham BBCA sudah cukup mahal


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten perbankan tercatat mencetak rekor hari ini (15/7). Dua emiten tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI, anggota indeks Kompas100). Pada penutupan pasar keduanya masing-masing di level 30.525 dan 4.530. 

Analis Indo Premier Sekuritas Mino melihat pergerakan dua emiten perbankan tersebut dipengaruhi oleh mencairnya situasi politik setelah rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi. 

"Karena kondusifnya situasi politik adalah syarat mutlak agar perekonomian berjalan sebagaimana mestinya," jelas Mino kepada Kontan.co.id, Senin (15/7). 

Baca Juga: Saham BBCA dan BBRI kembali cetak rekor, ini tanggapan analis

Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga turut mempengaruhi sentimen positif. Terlepas dari itu semua, imbuh Mino, investor juga sangat percaya terhadap kinerja fundamental kedua bank buku empat tersebut. "Lebih ke fundamental kalau menurut saya," imbuhnya. 

Mino menilai saham milik BBCA sudah cukup mahal, sehingga investor boleh saja melakukan aksi jual. Hanya saja, dia menambahkan, apabila terjadi kondisi overvalue alias terlalu mahal di pasar modal bukan berarti nilai saham tersebut akan turun. 

Adapun, pada hari ini, BBCA sempat menyentuh level tertinggi di level 30.575 sedangkan BBRI sempat menyentuh level 4.560. "Sebentar lagi kan laporan keuangan keluar, itu mungkin yang perlu dicermati," jelas dia. 

Baca Juga: IHSG rebound ke 6.418 pada akhir perdagangan Senin (15/7)

Sampai dengan kuartal I-2019 lalu, BBCA mampu mencetak laba bersih yang tumbuh 10,1% secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp 6,1 triliun. Sedangkan tahun sebelumnya mereka membukukan laba bersih Rp 5,5 triliun. 

Pertumbuhan pada kuartal satu lalu, jelas Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja beberapa waktu silam, karena ditopang pendapatan operasional perseroan yang naik 13,7% yoy menjadi Rp 16,69 triliun. 

Sementara itu, BBRI pada kuartal satu lalu berhasil meraih laba bersih Rp 8,2 triliun. Angka tersebut tumbuh 10,42% yoy. Penopang laba bersih tersebut berasal dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh double digit di atas rata-rata industri. 

Baca Juga: Simak enam rekomendasi saham dari Profindo Sekuritas untuk perdagangan Senin (15/7)

Per Maret 2019, BBRI menyalurkan kredit sebesar Rp 855,47 triliun atau tumbuh 12,91% yoy. Sementara itu, DPK tumbuh 13,18% yoy menjadi Rp 936,03 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×