kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cetak Rekor! Adaro Energy (ADRO) Raih Laba Bersih Rp 38 Triliun pada 2022


Jumat, 03 Maret 2023 / 07:59 WIB
Cetak Rekor! Adaro Energy (ADRO) Raih Laba Bersih Rp 38 Triliun pada 2022
ILUSTRASI. Laba bersih Adaro Energy (ADRO) meroket 167,07% menjadi US$ 2,49 miliar tahun lalu dibandingkan US$ 933,49 juta pada 2021.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencetak lonjakan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun 2022. ADRO meraih laba bersih sebesar US$ 2,49 miliar.

Jika dikonversi menggunakan kurs saat ini senilai Rp 15.280 per dolar Amerika Serikat, maka emiten milik Garibaldi "Boy" Thohir ini mengantongi laba bersih senilai Rp 38,09 triliun. Laba bersih ADRO meroket 167,07% dibandingkan tahun 2021 senilai US$ 933,49 juta.

Lonjakan laba bersih terdongkrak oleh pertumbuhan signifikan pendapatan usaha, yang mengalami kenaikan 103% secara tahunan (YoY). Pendapatan ADRO melesat dari US$ 3,99 miliar menjadi US$ 8,10 miliar atau setara Rp 123,80 triliun.

Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy, Garibaldi Thohir, menjelaskan lonjakan kinerja keuangan itu didorong oleh kenaikan volume penjualan maupun harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP). Kinerja ADRO ditopang oleh tingginya harga batubara.

Baca Juga: Laba Bersih ADMR Melonjak 114,17% Sepanjang 2022

Faktor cuaca, kendala suplai dan peristiwa geopolitik menyebabkan harga bertahan pada level yang tinggi, sehingga mendongkrak kenaikan ASP. Kenaikan volume batubara metalurgi dari anak perusahaan, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menopang porsi pendapatan dari batubara metalurgi.

Pada tahun lalu, pendapatan dari ADMR meliputi sekitar 11% dari pendapatan ADRO. Porsi pendapatan dari batubara metalurgi diperkirakan akan terus meningkat karena volume ADMR naik menjadi 6 juta per tahun dalam jangka menengah.

Pada tahun 2022, ADRO pun mencatatkan produksi batubara sebesar 62,88 juta ton, melampaui target yang ditetapkan pada rentang 58 juta - 60 juta ton. Angka itu setara dengan kenaikan 19% dari 52,70 juta ton pada tahun 2021.

Dari sisi operasional, ADRO mencatat pengupasan lapisan penutup 235,68 juta bank cubic meter (Mbcm) atau naik 8% dari 218,90 Mbcm pada tahun 2021. Sedangkan nisbah kupas tercatat 3,75x, lebih rendah dari posisi 2021 di angka 4,15x karena faktor cuaca.

“Adaro sukses mencatat rekor kinerja tertinggi dalam tahun yang mengejutkan untuk industri ini. Pendapatan naik lebih dua kali lipat menjadi US$ 8,1 miliar berkat operasi yang baik dan efisien, serta dukungan dari kenaikan harga jual untuk produk-produk kami," ujar Garibaldi dalam keterangan resmi, Kamis (2/3).

Baca Juga: Larangan Ekspor di Juni 2023 Akan Berdampak pada 20 Juta Ton Bijih Bauksit

Sejalan dengan lonjakan pendapatan, beban pokok ADRO ikut terdongkrak 54,95% (YoY) dari US$ 2,22 miliar menjadi US$ 3,44 miliar. Terutama didorong kenaikan pembayaran royalti yang disebabkan oleh kenaikan ASP serta volume produksi.

Kontribusi terhadap pemerintah Indonesia melalui royalti dan pajak penghasilan badan pada tahun lalu naik 222% dari US$ 893 juta menjadi US$ 2.87 miliar. Sejalan dengan kenaikan pendapatan dari batubara berkat kenaikan ASP dan volume penjualan.

Adapun ADRO mencetak laba tahun berjalan sebesar US$ 2,83 miliar pada tahun 2022, melesat 177,45% secara (YoY). Jumlah itu setara dengan Rp 43,25 triliun. Dari jumlah tersebut, ADRO meraih laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$ 2,49 miliar.

ADRO juga mencetak kenaikan total aset secara tahunan dari US$ 7,58 miliar menjadi US$ 10,78 miliar pada 2022. Terdiri dari aset lancar US$ 5,31 miliar dan aset tidak lancar US$ 5,46 miliar.

Baca Juga: Emiten Ramai Buyback, Bisakah Investor Mencuil Peluang?

Total liabilitas ADRO ikut terkerek dari US$ 3,12 miliar menjadi US$ 4,25 miliar. Total liabilitas ADRO pada tahun 2022 terdiri dari liabilitas jangka pendek US$ 2,44 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar US$ 1,80 miliar.

Total Ekuitas ADRO ikut melesat dari US$ 4,45 miliar menjadi US$ 6,52 miliar. Pada tahun 2022 ADRO membukukan operasional EBITDA sebesar US$ 5 miliar dan laba inti US$ 3 miliar, yang masing-masing naik 139% dan 140% (YoY).

"Profitabilitas yang tinggi ini akan mendukung kami mempercepat proyek-proyek transformasi dan membangun Adaro yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan," tandas Garibaldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×