Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berhasil mencetak kinerja ciamik sepanjang kuartal I-2022. Emiten produsen minyak dan gas ini membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 90,04 juta di kuartal I-2022.
Mengutip laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, jumlah ini meroket 1.659% dari realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun lalu. Kala itu, MEDC hanya membukukan laba bersih senilai US$ 5,11 juta.
Membaiknya bottom line Medco tidak terlepas dari meningkatnya pendapatan. Tercatat, MEDC membukukan pendapatan senilai US$ 489,34 juta sepanjang tiga bulan pertama 2022.
Angka ini naik 62,06% dari pendapatan yang dibukukan pada kuartal I-2021 sebesar US$ 301,94 juta.
Analis Bahana Sekuritas Timothy Wijaya menilai, kinerja positif MEDC berpotensi berlanjut tahun ini. Dimana, harga minyak dan gas dunia sedang menguat saat ini.
Baca Juga: Laba Bersih Melonjak, Ini Ikhtisar Kinerja Medco Energi (MEDC) di Kuartal I-2022
"Seharusnya kinerja MEDC juga akan membaik, karena mereka memiliki eksposur penjualan di luar negeri yang cukup besar juga, sekitar hampir 50% untuk penjualan migasnya," terang Timothy kepada Kontan.co.id, Kamis (16/6)
Memang, kenaikan kinerja MEDC pada kuartal I- 2022 ditopang kenaikan harga minyak rata-rata sebesar 70% menjadi US$ 100 per barel.
Adapun harga penjualan rata-rata gas adalah US$ 7, 7 per mmbtu atau 35% lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 5,7 per mmbtu.
Di sisi lain, prospek MEDC juga didukung oleh potensi kenaikan kinerja operasional pasca akusisi Blok Corridor dari CanocoPhillips.
Menurut Timothy, akuisisi ini akan sangat membantu produksi MEDC karena adanya peningkatan volume yang signifikan. MEDC sendiri menargetkan produksi minyak dan gas mencapai 160 mboep tahun ini.
Meskipun ada peningkatan performa dan produksi, namun akuisisi ini juga menyebabkan kenaikan tingkat utang. "Di mana akuisisinya sendiri sebesar US$ 1.36 miliar, dan US$ 850 juta diantaranya menggunakan bond dan amortizing loan," tutup Timothy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
