kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Cetak kenaikan besar, saham IPO diminati karena murah


Senin, 01 Oktober 2018 / 05:15 WIB
Cetak kenaikan besar, saham IPO diminati karena murah


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepuluh saham dengan kinerja terbaik diisi oleh saham-saham yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah melakukan initial public offering (IPO).

Sepuluh saham dengan performa terbaik pada kuartal III-2018 adalah PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI), PT Andira Agro Tbk (ANDI), PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE), PT MD Pictures Tbk (FILM), PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), PT Arkadia Digital Media Tbk (DIGI), PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND), dan PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL).

Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, kenaikan saham-saham tersebut karena saham IPO dan sebagian lagi karena ada kebijakan pemerintah seperti pembatasan impor.

Pembatasan impor menyebabkan produk-produk di sektor terkait akan lebih terserap dan meminimalisir risiko persaingan produk dalam negeri. "Kenaikan saham tersebut ada yang karena tradisi IPO dan ada juga yang karena kebijakan pemerintah," kata William, pekan lalu.

Reza Priyambada, Analis CSA Research Institute menyatakan, kebanyakan yang naik adalah saham-saham yang baru saja melakukan IPO. Saham-saham IPO umumnya memang naik signifikan. Biasanya pelaku pasar memburu saham-saham baru karena punya potensi kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan saham-saham lain yang sudah eksis.

"Saham-saham yang IPO, yang baru mulai pergerakannya, biasanya masih dihargai cukup rendah. Sehingga pelaku pasar lebih memilih saham-saham tersebut. Selain itu sisi market cap maupun jumlah saham beredarnya rendah lebih mudah digerakkan, apalagi sampai auto rejection, contohnya ABBA," kata Reza.

Ketika saham-saham IPO sudah berjalan atau eksis, maka pergerakannya akan lebih banyak digerakkan oleh sentimen industri maupun internal. Baik dari kinerja keuangan, manajemen maupun konsensus pasar. "Kalau mau masuk atau enggak, harus dilihat dari posisi harga saham dan masih terkait dengan berita positif dari emiten," imbuh Reza.

William bilang tren cemerlang saham jawara kuartal III-2018 tersebut masih berpotensi untuk naik, terutama untuk saham yang IPO. Tapi ia merekomendasikan untuk wait and see, karena bulan Oktober diprediksi akan menjadi giliran saham-saham blue chips yang menguat. "Maka saham-saham yang sudah naik duluan diprediksi akan koreksi," kata William.

William merekomendasikan untuk buy saham SHID, TCPI dan ABBA dengan target harga berturut-turut Rp 4.000 dan ABBA Rp 200. Sementara Reza tidak merekomendasikan satu saham pun, tapi ia menyarankan pelaku pasar untuk melihat sentimen yang bisa dimanfaatkan.

Seperti saham FILM yang menjadi menarik karena ada sentimen rencana untuk memproduseri film sekelas Hollywood. Serta SHID yang memiliki rencana untuk ekspansi ke luar negeri. "Maka sentimen itu bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek," pungkas Reza.

Urutan 10 besar saham dengan kenaikan tertinggi kuartal ketiga adalah TCPI naik 2218,84%, ANDI naik 715,00%, PANI naik 432,41%, RISE naik 295,71%, FILM naik 269,43%, ABBA naik 264,00%, DIGI naik 258,82%, LAND naik 224,36%, POLL naik 131,71% dan terakhir SHID naik 111,54%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×