Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di awal perdagangan hari ini. Selasa (3/6) pukul 09.06 WIB, IHSG melemah 44,264 poin atau 0,63% ke 7.020,805.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tannar memperkirakan secara teknikal IHSG Selasa (3/6) akan berada dalam fase konsolidasi dan bergerak di rentang 7.042 - 7.160.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Saham BRPT, TOBA, dan PGAS untuk Selasa (3/6)
IHSG saat ini berada dalam tekanan jangka pendek meskipun tren jangka menengah masih positif. Harga bergerak di bawah trend line (7,297) dan mendekati support penting di 7,042–7,024, menunjukkan potensi penurunan jika support jebol. Slope tren yang naik (29,64) dan volatilitas moderat (std. dev 1,94) mengindikasikan konsolidasi dalam tren naik. Indikator teknikal menunjukkan sinyal awal pembalikan arah. RSI sangat rendah (18,64 – oversold), sementara MFI (63,84) dan CMO (27,51) menunjukkan mulai adanya aliran dana masuk dan momentum beli.
Penurunan volume mengindikasikan tekanan jual mulai melemah. Secara keseluruhan, IHSG berpotensi rebound jika support bertahan dan resistance 7,097–7,160 bisa ditembus. Trader agresif bisa mulai akumulasi, sementara investor konservatif sebaiknya menunggu konfirmasi arah Critical level di 7,000.
Selain memberikan rekomendasi teknikal IHSG, Tasrul juga memberikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham. Berikut rinciannya :
1. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Saham AKRA saat ini berada dalam tekanan jual yang kuat, terlihat dari indikator momentum seperti RSI (7,63) dan CMO (-98,38) yang menunjukkan kondisi sangat oversold. Harga sedang mendekati area support penting di 1,251 dan 1,205, yang menjadi zona potensial untuk rebound teknikal. Meskipun slope tren masih positif (9,62), kekuatannya tergolong lemah, dan harga kemungkinan berada di bawah garis tren atau bahkan di bawah channel bawah (1,300), yang memperkuat sinyal tekanan bearish jangka pendek. Indikator volatilitas harga dan volume yang tinggi (Price Volatility Ratio 3,47 dan Volume Volatility Ratio 3,52) mengindikasikan bahwa pergerakan AKRA sangat dinamis dan rawan perubahan arah tajam.
Di sisi lain, MFI yang sangat rendah (5,84) menunjukkan lemahnya tekanan beli dan kemungkinan distribusi. Volume perdagangan juga menurun dibanding hari sebelumnya, yang bisa diartikan sebagai fase jenuh jual atau menjelang konsolidasi. Secara keseluruhan, AKRA berada dalam posisi rawan namun sekaligus menarik. Jika support dapat bertahan dan volume mulai meningkat, maka peluang rebound cukup terbuka. Namun, jika support jebol, risiko penurunan lebih lanjut cukup besar. Strategi yang disarankan adalah menunggu konfirmasi pembalikan arah untuk trader konservatif, atau akumulasi bertahap dengan disiplin stop loss bagi yang agresif. Cut loss level di 1,200.
TP : Rp 1.400
Rekomendasi : Buy on Weakness
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Saham BBCA saat ini menunjukkan sinyal teknikal oversold ekstrem, terlihat dari indikator RSI (4,34), MFI (2,90), CMO (-91,32), dan W%R (-94,00) yang semuanya berada di area jenuh jual. Hal ini mengindikasikan tekanan jual yang sangat besar dalam jangka pendek, namun juga membuka peluang untuk terjadinya rebound teknikal, terutama jika didukung oleh peningkatan volume seperti yang terjadi pada hari terakhir. Harga BBCA saat ini berada dekat area support penting di 9,025 dan 8,900, sementara posisi harga juga berada di bawah trend line dan mendekati lower line channel di 9,417.21. Ini menandakan bahwa harga tengah menguji zona kritis yang berpotensi menjadi titik balik.
Sementara itu, tren jangka menengah tetap positif dengan slope tajam sebesar 48,82 dan R² sebesar 0.9176, yang mengonfirmasi kekuatan tren naik dalam periode 30 hari terakhir. Dengan volatilitas harga dan volume yang tinggi, serta adanya peningkatan volume terakhir, ada sinyal bahwa pasar mulai aktif kembali, bisa dari akumulasi atau minat beli yang meningkat. Strategi terbaik saat ini adalah menunggu konfirmasi reversal, namun bagi trader agresif, entry bertahap di dekat support dengan stop loss ketat bisa dipertimbangkan, mengingat posisi harga sudah jauh dari level trend dan berada di zona beli potensial. Cut loss level di 8,875.
TP : Rp 10.000
Rekomendasi : Buy on weakness
3. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Saham BMRI saat ini berada dalam fase koreksi yang cukup dalam dengan tekanan jual ekstrem, tercermin dari indikator teknikal seperti RSI (8,42), MFI (10,60), CMO (-90,13), dan W%R (-86,68) yang semuanya berada di zona oversold. Ini menunjukkan bahwa secara momentum, saham berada di titik jenuh jual, dan secara historis kondisi seperti ini sering menjadi pemicu rebound teknikal, terutama jika didukung oleh kenaikan volume — yang pada hari terakhir mulai meningkat. Harga saat ini bergerak mendekati area support penting di 5,025–4,975 dan berdekatan dengan lower channel di 5,300, menjadikannya zona krusial. Meskipun harga masih berada di bawah garis tren (trend line 5.450), arah tren tetap mengarah naik dengan kemiringan (slope) moderat di 28,31.
Kombinasi tren naik jangka menengah dan kondisi oversold membuka peluang entry spekulatif bagi trader yang siap mengambil risiko terukur. Dengan price volatility ratio 3,42 dan volume yang mulai aktif, terdapat sinyal bahwa pasar mulai merespons level harga saat ini. Namun, karena R² hanya 0.71, kekuatan tren belum terlalu solid. Oleh karena itu, pendekatan terbaik adalah entry bertahap di support dengan stop loss ketat, atau menunggu konfirmasi reversal lewat candle bullish dan lanjutan volume sebelum melakukan pembelian agresif. Cut loss level di 4,900.
TP : Rp 5.625
Rekomendasi : Buy on weakness
Selanjutnya: Hutama Karya Garap Pembangunan RSUD Kota Bima Senilai Rp 130,3 Miliar
Menarik Dibaca: Saham Market Cap Besar Turun, IHSG Dibuka Dengan Pelemahan 0,6% (3/6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News