kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.770   0,00   0,00%
  • IDX 8.041   -85,89   -1,06%
  • KOMPAS100 1.115   -15,24   -1,35%
  • LQ45 796   -13,08   -1,62%
  • ISSI 280   -3,76   -1,33%
  • IDX30 418   -6,67   -1,57%
  • IDXHIDIV20 480   -5,99   -1,23%
  • IDX80 122   -1,69   -1,37%
  • IDXV30 134   0,38   0,28%
  • IDXQ30 132   -1,76   -1,31%

Cermati Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten EBT di Tengah Ekspansi Bisnis


Jumat, 26 September 2025 / 07:11 WIB
Cermati Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten EBT di Tengah Ekspansi Bisnis
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham pilihan untuk emiten EBT di tengah bauran EBT yang sudah mencapai 16% per September 2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengembang energi baru terbarukan (EBT) terus menggenjot kinerja keuangan dengan ekspansi bisnis makin terbuka. Hal ini sejalan dengan progres transisi energi hijau yang berjalan positif di Indonesia.

Baru-baru ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, bauran EBT per awal September 2025 sudah menembus angka 16%. Padahal, pada awal tahun ini porsi EBT masih berada di kisaran 14%–15%.

Peningkatan bauran EBT ini didorong beroperasinya sejumlah proyek pembangkit hijau dalam beberapa bulan terakhir. Di antaranya terjadi karena ada tambahan kapasitas dari PLTA, PLTP, PLTS, hingga bioenergi yang sudah mencapai commercial operation date (COD).

Merujuk Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) terbaru, Kementerian ESDM menargetkan bauran EBT nasional diharapkan dapat mencapai 23% pada tahun 2030.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG untuk Hari Ini (26/9)

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty mengatakan, kenaikan bauran EBT menjadi 16% pada awal September 2025 dapat diartikan sebagai sinyal positif bagi kinerja emiten-emiten di sektor EBT.

Capaian ini menunjukkan bahwa transisi energi terus berjalan meski masih bertahap, sekaligus membuka ruang pertumbuhan yang lebih besar pada masa mendatang.

Bagi emiten EBT, kondisi ini memperkuat prospek bisnis mereka secara jangka menengah hingga jangka menengah hingga jangka panjang lantaran peluang ekspansi kapasitas pembangkit dan diversifikasi teknologi makin terbuka.

“Selain itu, pemerintah kemungkinan akan menambah dukungan berupa insentif atau proyek baru, sehingga potensi peningkatan pendapatan bagi EBT menjadi lebih besar,” ujar dia, Rabu (24/9/2025).

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila menilai, target pemerintah yang menetapkan bauran EBT sebanyak 30% pada 2030 serta dukungan berupa insentif fiskal dan non-fiskal membuat sektor tersebut makin menjanjikan.

Bukan mustahil sektor EBT nantinya bukan hanya diramaikan oleh pemain lama saja, melainkan oleh emiten-emiten lain yang melakukan diversifikasi bisnis ke sektor tersebut.

“Insentif yang dikeluarkan pemerintah sangat membantu untuk akses proyek EBT,” kata dia, Kamis (25/9/2025).

Kendati begitu, emiten EBT masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan besar. Salah satunya adalah biaya investasi awal yang tinggi berpotensi menjadi hambatan utama, mengingat proyek pembangkit EBT biasanya membutuhkan modal besar dengan periode balik modal panjang.

Akses pendanaan pun relatif masih terbatas karena lembaga keuangan cenderung berhati-hati membiayai proyek EBT yang keekonomiannya belum pasti tanpa subsidi.

 

Di samping itu, keterbatasan infrastruktur jaringan transmisi membuat integrasi EBT ke sistem kelistrikan nasional tidak mudah dilakukan.

“Kepastian regulasi juga menjadi isu penting, karena perubahan kebijakan tarif, insentif, maupun kontrak dengan PLN kerap menimbulkan ketidakpastian bagi investor,” sambung Arinda.

Dalam jangka pendek, Arinda menyebut saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) cukup menarik bagi investor yang melirik sektor EBT.

Saham PGEO ditargetkan dapat mencapai level Rp 1.465 per saham, sedangkan BREN ditargetkan ke level Rp 9.325 per saham.

Sementara menurut Indy, BREN menjadi saham yang menarik dari sektor EBT dengan target harga di kisaran Rp 9.600—9.800 per saham.

Selanjutnya: Cuan BEI dan Broker Saat Transaksi Harian Meningkat

Menarik Dibaca: Solusi Dana Cepat Tanpa Jaminan, Kenali Pinjaman KTA dan Tips Bijaknya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×