Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Michael juga memprediksi MIKA dapat memaksimalkan hari rawat inap dan pasien BPJS dengan tarif INA-CBG baru. Ia memperkirakan, pendapatan BJPS MIKA dapat naik 7%-9% pada triwulan kedua tahun ini.
Sementara itu, untuk pertumbuhan pendapatan di sisa 2023, Michael melihat pendorongnya berasal dari penambahan operasi rumah sakit baru, termasuk Pamulang dan Slawi. Kedua lokasi ini akan menyumbang tambahan kapasitas sekitar 264 tempat tidur.
Selain itu, MIKA akan memperluas operasi rumah sakit yang ada dengan menambahkan sekitar 60-100 tempat tidur tambahan sepanjang 2023. Michael juga mengamati upaya proaktif MIKA untuk memperluas jangkauannya pada pasien asuransi dan pasien yang ditanggung perusahaan melalui berbagai program promosi.
Baca Juga: Emiten Rumah Sakit Semakin Sehat
Sejalan dengan beroperasi rumah sakit baru dan biaya pasokan obat yang lebih tinggi (3% yoy pada kuartal I-2203), margin MIKA potensial terpengaruh.
Manajemen memperkirakan, rumah sakit baru membutuhkan waktu sekitar 6-9 bulan untuk mencapai EBITDA positif dan 18-24 bulan untuk mencapai laba bersih yang positif.
Namun, manajemen MIKA mengabarkan bahwa rumah sakit di Slawi mencapai EBITDA positif hanya dalam waktu empat bulan beroperasi, menunjukkan kinerja yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan rumah sakit baru lainnya.
Sedangkan untuk rumah sakit di Pamulang, Michael perkirakan akan mencapai EBITDA positif di semester 2 2023 karena persaingan yang kurang ketat di wilayah operasional tersebut.
Dalam riset tanggal 23 Mei 2023, Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufal Yunas pun merevisi ke bawah perkiraan pendapatan MIKA tahun 2023 menjadi Rp 4,51 triliun dari sebelumnya Rp 4,69 triliun. Dengan kata lain, pendapatan MIKA berpotensi tumbuh 11,4% dari Rp 4,05 triliun pada 2022.
Baca Juga: Tengah Pekan, Berikut Daftar Rekomendasi Saham Hari Ini, Semoga Bisa Untung Menawan
Hal ini sejalan dengan adanya revisi pertumbuhan average revenue per user (ASP) menjadi 4,4% dari sebelumnya 6,8%.
"Inflasi yang tinggi menyebabkan konsumen menjadi lebih sensitif terhadap harga dalam hal layanan kesehatan yang dibayar sendiri, mengingat sebagian besar pasien MIKA bukan peserta BPJS," tutur Naufal.
Naufal juga memangkas estimasi kenaikan volume rawat jalan dari 9% menjadi 7% yoy pada 2023. Hal ini memperhitungkan adanya pertumbuhan yang lebih normal setelah kuartal I-2023.
BRI Danareksa Sekuritas dan Sinarmas Sekuritas merekomendasikan buy MIKA dengan target harga jangka panjang masing-masing sebesar Rp 3.300 dan Rp 3.100 per saham. Pada perdagangan Senin (26/6), harga MIKA tercatat naik 1,51% ke level Rp 2.690 per saham.
Sementara secara teknikal, Nafan melihat tren MIKA sebenarnya masih dalam keadaan channeling down. Meski demikian, potensi upside masih berada pada Rp 2.760 dan Rp 3.000 dengan tingkat persentase upside sebesar 2,6% dan 11,52% dari harga Rp 2.690. Nafan merekomendasikan hold MIKA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News