Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Ini karena para investor masih menunggu kepastian mengenai beberapa peristiwa yang dinilai berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia, salah satunya seperti penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid kedua yang direncanakan berakhir pada 11 Oktober 2020. Investor juga masih menunggu pengesahan rancangan undang-undang (RUU) Cipta Kerja Omnibus Law.
Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu data ekonomi selanjutnya, seperti penjualan ritel (retail sales), cadangan devisa, neraca perdagangan, hingga keputusan mengenai suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) jika berkaca pada pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat.
Selain itu, pasar juga masih menunggu sedalam apa penurunan pendapatan nasional bisa terjadi pada kuartal ketiga kemarin. Apakah kontraksi yang terjadi akan sesuai dengan pernyataan Menteri Keuangan yang memproyeksi PDB akan terkontraksi di kisaran -1% sampai -2,9%.
Baca Juga: IHSG diramal bisa capai level 5.300 sampai tutup tahun, ini rekomendasi analis
Setelah rilis data ekonomi dan juga jika ditunjang oleh kebijakan pemerintah untuk merelaksasi PSBB, ditambah kepastian mengenai pengesahan omnibus law, Bernadus memproyeksi pekan ketiga bulan Oktober 2020 dapat menjadi momentum yang baik bagi pasar modal Indonesia. Sebab, skenario terburuk secara makroekonomi yang berdampak pada kinerja perusahaan, yakni pada kuartal kedua dan ketiga 2020, sudah terlewati.
Sehingga di pekan ketiga Oktober hingga akhir bulan ini, IHSG memiliki kecederungan untuk menguat. Jika IHSG menembus MA100 di level 4.994, maka indeks bisa melaju hingga resistance selanjutnya di 5.140 dan mengikuti tren histori IHSG yang cenderung naik di bulan Oktober.
Baca Juga: IHSG menguat 0,65% pada Senin (5/10), ini saham-saham yang banyak dibeli asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News