Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menetapkan adanya libur cuti bersama dalam perayaan Idul Fitri (Lebaran) tahun ini. Artinya, libur tahun ini bakal lebih panjang dari tahun lalu. Pemerintah menghapus cuti bersama pada Lebaran tahun lalu.
Pemerintah juga mulai merelaksasi aturan mudik tahun ini. Masyarakat diperkenankan melalukan mudik dengan syarat sudah melakukan vaksinasi.
Analis Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menilai, memasuki libur panjang Lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak sideways dan cenderung melemah. Volume perdagangan bursa juga diperkirakan akan lebih sepi menjelang Lebaran dibandingkan dengan hari perdagangan biasa.
Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Naik Menjadi Rp 9.452,52 Triliun Dalam Sepekan Terakhir
Menurut Daniel, menjelang perayaan Lebaran investor akan lebih berfokus untuk memegang uang tunai (cash) dan mengurangi posisi portofolionya di instrumen saham. “Hal ini mengingat pada tahun ini investor bisa melakukan mudik setelah dua Lebaran sebelumnya terdapat pembatasan mobilitas dari pemerintah,” terang Daniel kepada Kontan.co.id, Minggu (24/4).
Senada, analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, sentimen libur Lebaran memang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pergerakan IHSG mungkin melambat. Hal ini terjadi setiap tahun, karena pelaku pasar juga mengurangi transaksi.
William menilai, IHSG masih berpotensi menguat menjelang libur Lebaran. Menurut dia, IHSG hanya terkena aksi ambil untung atau profit taking saja. Ini dinilai cukup wajar karena IHSG pekan kemarin diangkat oleh penguatan signifikan saham-saham bank.
“Secara teknikal masih bertahan di atas 7.195 dan masih menguji resistance 7.300,” terang William.
Baca Juga: IHSG Anjlok Jumat (22/4), Tapi Sepekan Hanya Melemah Tipis 0,14%
Daniel menilai, selain sentimen libur Lebaran, pasar saham akan lebih banyak dipengaruhi sentimen dari global, seperti perkembangan konflik geopolitik Ukraina dan Rusia serta perkembangan kasus Covid-19 di China yang kembali meningkat.
Seperti diketahui, pemerintah China mengunci wilayah atau lockdown di sejumlah kota besar seperti Shanghai akibat meledaknya kasus positif Covid-19. Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati sejumlah rilis laporan keuangan emiten periode kuartal pertama 2022.
Sementara itu, analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan memperkirakan pasar saham akan bergerak konsolidasi pada perdagangan pekan depan. IHSG diramal memiliki kecenderungan melemah dengan rentang pergerakan support sepekan di level 7.100-7.300.
Baca Juga: Kurs Rupiah Masih Menguat Dalam Sepekan Meski Dibayangi Kenaikan Suku Bunga AS
Menurut Ivan, sentimen pasar pada perdagangan pekan depan relatif minim. Dari global, investor berfokus kepada rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB ) AS kuartal pertama yang diperkirakan melemah signifikan.
Selepas itu, investor global juga mencermati sentimen mengenai rilis data purchasing managers’ index (PMI) manufacturing China yang diperkirakan akan kembali mengalami kontraksi. Bulan lalu, aktivitas pabrik China mengalami kontraksi karena ekonomi menghadapi tekanan baru dari kontrol ketat Covid-19. Hal ini tercermin dari PMI manufaktur China yang turun menjadi 49,5 pada Maret 2022 dari 50,2 pada Februari 2022.
“Sedangkan dari dalam negeri, investor kemungkinan akan melanjutkan aksi ambil untung melanjutkan profit taking pada pekan lalu,” terang Ivan.
Baca Juga: IHSG Melorot di Akhir Pekan, Hanya Melemah Tipis 0,14% Dalam Sepekan
Menurut William, pelaku pasar bisa wait and see menjelang libur Lebaran. Tapi, untuk periode menengah hingga panjang, pelaku pasar bisa mulai membeli saham-saham bagus yang tengah terkoreksi.
Senada, Daniel menilai pelaku pasar lebih baik wait and see sembari melihat perkembangan pasar dan memulai aktivitasnya kembali pasca libur Lebaran.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menilai, kenaikan mobilitas masyarakat pada perayaan Lebaran tahun ini bisa meningkatkan pengeluaran masyarakat untuk sandang dan kebutuhan non primer lainnya. Hal ini akan menguntungkan emiten ritel seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).
Baca Juga: Hampir Seluruh Emiten LQ45 Sudah Laporkan Kinerja, Mana Sektor yang Paling Moncer?
Dus, Mirae Asset memasukkan LPPF ke dalam daftar saham-saham pilihan (stock picks). Kewajiban pembayaran tunjangan hari raya (THR) secara penuh kepada pemberi kerja, setelah direlaksasi dua tahun terakhir, juga dinilai dapat memicu peningkatan daya beli masyarakat.
Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia menambahkan, di tengah ramainya antusiasme belanja masyarakat sepanjang perayaan Ramadan dan Lebaran, IHSG secara analisis teknikal diprediksi akan konsolidasi. Dia memprediksi, indeks saham utama akan ditutup pada 7.099 pada April 2022 setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa 7.355 pada 11 April 2022.
Martha mengatakan, konsolidasi tersebut wajar terjadi setelah IHSG menyentuh all-time high, yang ditambah faktor puasa sepanjang bulan ini. Secara siklus, bulan puasa akan lebih lesu karena faktor all-time high tadi dapat memicu aksi profit taking. “Tetapi untuk Mei atau periode setelah Lebaran, kami prediksi dapat menguat dengan rentang pergerakan support-resistance pada 6.759-7.748,” kata Martha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News