Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir seluruh konstituen Indeks LQ45 telah melaporkan kinerja keuangan Tahun Buku 2021. Tercatat, tinggal tiga emiten yang hingga saat ini belum melaporkan kinerja keuangan tahun lalu, yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Dari sejumlah perusahaan yang sudah melaporkan kinerja keuangannya, ada yang berhasil membalikkan kerugian di tahun 2020 menjadi keuntungan, seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Timah Tbk (TINS).
Ada pula emiten yang berhasil melipatgandakan keuntungannya sepanjang tahun lalu. Emiten pertambangan mendominasi untuk kategori ini.
Sejauh ini, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih memegang rekor konstituen Indeks LQ45 dengan pertumbuhan laba bersih tertinggi. Emiten tambang batubara ini membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 1.104,92%. Di posisi kedua ada PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang laba bersihnya naik 535,34%.
Emiten tambang lainnya yang berhasil mencetak cuan ratusan persen diantaranya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan kenaikan laba 231% dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan kenaikan laba bersih 100,19%.
Baca Juga: IHSG Menguat ke Level 7.286,12 pada Awal Perdagangan, Net Buy Asing Rp 192,2 Miliar
Keuntungan yang diraih emiten tambang ini tidak terlepas dari fenomena booming komoditas sepanjang tahun lalu.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menilai, posisi Indonesia cukup diuntungkan sebagai produsen komoditas energi seperti batubara dan nikel. Krisis energi yang terjadi di Eropa dan China menjadi penopang neraca keuangan emiten-emiten sektor sepanjang energi tahun lalu, setelah tertekan imbas pandemi.
Desy menilai, memasuki tahun 2022, pamor sektor energi masih akan berlanjut seiring dengan risiko geopolitik Rusia-Ukraina yang saat ini masih berlangsung. Hal tersebut turut mengangkat harga komoditas.
“Ketidakpastian yang terjadi saat ini memberikan kepercayaan bahwa emiten energi khususnya batubara dan nikel masih akan memetik buah manis kenaikan harga komoditas, meskipun gaung transformasi menuju energi hijau terus digencarkan,” terang Desy kepada Kontan.co.id, Kamis (21/4).
Selain tambang, emiten perbankan LQ45 juga sukses mencetak kenaikan laba bersih. Perbankan big4 yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) kompak mencetak kenaikan laba bersih hingga dua digit. Kenaikan tertinggi dicetak oleh BBNI yang laba bersihnya melesat 232,23%.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham APIC, BUDI, FILM, dan ICBP dari Panin Sekuritas di Hari Ini
Desy melihat, saham perbankan yang berjalan sesuai dengan pergerakan ekonomi, akan terdorong oleh momentum pemulihan ekonomi yang saat ini tengah melaju. Perbankan dinilai menjadi pintu awal ketika ekonomi membaik, dimana penyaluran kredit tumbuh dan perputaran aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik.
Secara jangka pendek hingga menengah, saham-saham tambang berpeluang masih akan naik, meskipun tidak akan sebesar sebelumnya. Desy merekomendasikan beli ITMG dengan target harga Rp 30.870 dan merekomendasikan saham PTBA dengan target harga Rp 3.994 per saham. Sementara untuk perbankan, Desy merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 9.140.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News