Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen semen, PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) mencatatkan rugi Rp 176,7 miliar per kuartal III 2024.
Melansir laporan keuangan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan CMNT turun dan mencatatkan rugi di sembilan bulan pertama tahun 2024.
Pendapatan neto dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar Rp 6,49 triliun per kuartal III 2024. Raihan ini turun 5,34% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 6,86 triliun per kuartal III 2023.
Secara rinci, segmen semen dan terak menyumbang Rp 5,94 triliun ke pendapatan neto di periode ini. Lalu, segmen beton siap pakai berkontribusi Rp 547,79 miliar dan segmen lain-lain Rp 337,17 miliar. Ada eliminasi sebesar Rp 332,70 miliar, sehingga total pendapatan neto menjadi Rp 6,49 triliun di periode ini.
Baca Juga: Ini Stratagi Cemindo Gemilang Terapkan Pembangunan Berkelanjutan melalui Semen Hijau
Beban pokok pendapatan sebesar Rp 5,14 triliun di akhir September 2024, naik tipis dari Rp 5,11 triliun di akhir September tahun lalu. Sehingga, laba bruto turun 24,46% yoy ke Rp 1,34 triliun di akhir kuartal III 2024.
CMNT mencatatkan beban operasi lain sebesar Rp 105,166 miliar per 30 September 2024. Ini berbanding terbalik dari pendapatan operasi lain sebesar Rp 3,20 miliar di periode sama tahun lalu.
Alhasil, perseroan mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar Rp 176,7 miliar per kuartal III 2024. Ini berbanding terbalik dari laba bersih Rp 209,71 miliar per kuartal III 2023.
Per 30 September 2024, CMNT punya jumlah aset Rp 17,22 triliun. Ini turun dari Rp 17,95 triliun per 31 Desember 2023.
Jumlah liabilitas perseroan sebesar Rp 13,41 triliun di akhir September 2024, turun dari Rp 13,97 triliun di akhir Desember 2023. Sementara, jumlah ekuitas tercatat Rp 3,80 triliun di kuartal III 2024, turun dari Rp 3,98 triliun di akhir tahun 2023.
CMNT memiliki kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp 417,60 miliar di akhir September 2024, turun dari Rp 434,32 miliar di periode sama tahun lalu.
Manajemen CMNT mengatakan, industri semen domestik tengah menunjukkan pemulihan, dengan volume penjualan semen nasional di Indonesia meningkat sebesar 31% pada kuartal III dibandingkan kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan permintaan semen kantong dan curah, khususnya di Pulau Sumatra dan Jawa.
“Secara keseluruhan, pasar domestik mencatat kenaikan moderat sebesar 0,82% hingga September 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar manajemen CMNT dalam keterbukaan informasi BEI.
Cemindo juga mencatat peningkatan volume penjualan yang signifikan sebesar 37% pada kuartal ketiga dibandingkan kuartal kedua, dengan penjualan semen kantong meningkat 42%, terutama didorong oleh permintaan di pasar regional Sumatra.
Di Vietnam, di mana anak perusahaan beroperasi, pasar semen domestik mulai menunjukkan tanda pemulihan. Namun, badai topan yang melanda Vietnam pada bulan September lalu memperlambat aktivitas konstruksi dan properti, sehingga konsumsi pasar domestik cenderung stagnan hingga September 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara keseluruhan, selama sembilan bulan pertama 2024, Cemindo mencatat pendapatan sebesar Rp6,5 triliun dimana segmen bisnis klinker dan semen berkontribusi 92% dan segmen turunan semen sebesar 8%.
Kontribusi segmen turunan semen tumbuh 2% hingga September 2024 dibandingkan periode sama tahun lalu, yang melaporkan peningkatan penjualan sebesar 24% dan kenaikan EBITDA sebesar 60% dibandingkan periode yang sama pada 2023.
“Cemindo terus berkomitmen untuk memperluas bisnisnya di sektor bangunan dan material,” papar manajemen.
Lebih lanjut, manajemen CMNT mengatakan, industri semen diperkirakan akan terus tumbuh hingga akhir 2024. Ini didukung oleh normalisasi aktivitas manufaktur pasca-pemilu dan berjalannya pemerintahan baru.
Komitmen Presiden Prabowo Subianto terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara juga mendorong optimisme bagi pelaku industri.
Selain itu, penurunan suku bunga acuan, masing-masing sebesar 50 basis poin oleh The Fed dan 25 basis poin oleh Bank Indonesia (BI) pada September lalu, memberikan katalis positif bagi industri semen.
“Sebab, penurunan suku bunga berpotensi penurunan suku bunga KPR dan meningkatkan aktivitas infrastruktur dan properti,” kata manajemen.
Dukungan pemerintah baru terhadap sektor perumahan dan infrastruktur, terutama melalui program pembangunan 3 juta rumah yang diperkirakan akan bergulir pada awal 2025, juga diproyeksikan dapat meningkatkan volume penjualan semen sekitar 6%-8%. Kebijakan ini bisa mendukung stabilisasi harga semen ke depan.
Manajemen Cemindo menuturkan, perseroan masih terus berfokus pada pengembangan bisnis turunan semen sebagai pilar pertumbuhan baru, sambil tetap berkomitmen pada inovasi dan penerapan praktik keberlanjutan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
“Dengan jaringan operasional yang luas, Cemindo siap mendukung pembangunan di seluruh wilayah Indonesia,” tutur mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News