Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksi kembali melemah pada perdagangan hari ini (26/11). Di mana, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,04% ke Rp 15.881 per dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini (25/11).
Sementara, di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,29% ke Rp 15.864 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menilai, melemahnya rupiah spot akibat belum jelasnya seputar isu gencatan senjata di Timur Tengah. Selain itu, dolar AS juga kembali melanjutkan penguatan setelah terkoreksi pasca memilih Scott Bessent sebagai menteri keuangan AS.
Untuk besok, Lukman memperkirakan rupiah masih akan bergerak konsolidasi. Sebab, investor masih akan terus mencermati perkembangan seputar perang Ukraina dan di Timur Tengah.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah Tipis ke Rp 15.881 Per Dolar AS pada Hari Ini (25/11)
Namun, konsolidasi itu dengan kecenderung melemah lantaran investor juga mengantisipasi risalah pertemuan FOMC pada malam harinya.
"Dengan perkembangan belakangan ini, besar kemungkinan the Fed akan memberikan statement yang lebih hawkish," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (25/11).
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menuturkan, pelaku pasar mengurangi taruhan untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Desember. Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitasnya turun menjadi 52% dari 72% di bulan lalu.
"Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi yang disukai TheĀ Fed, dijadwalkan untuk dirilis pada hari Jumat mendatang, dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga," kata dia.
Karenanya, Ibrahim menilai rupiah berpotensi melemah di rentang Rp 15.820 - Rp 15.910 per dolar AS. Sementara Lukman di Rp 15.800 - Rp 15.950 per dolar AS pada hari ini.
Selanjutnya: Hadapi Kebijakan Tarif Baru Trump, HIMKI Fokus Kurangi Ketergantungan Ekspor ke AS
Menarik Dibaca: Tren Tidur Seharian Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Ini lo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News