Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpeluang meraup bonus akhir tahun dari pembagian dividen interim. Di penghujung November 2024 ini, emiten masih ramai membagi dividen interim yang akan cum date pada awal bulan depan.
Tengok saja PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang bersiap membagikan dividen interim ketiga sebanyak US$ 90 juta atau US$ 0,0153 per saham. Dividen interim emiten batubara dari konglomerasi Sinar Mas ini setara Rp 243,73 per saham dengan asumsi kurs Rp 15.930 per dolar Amerika Serikat.
Berikutnya ada PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) yang akan menebar dividen interim senilai US$ 28,09 juta atau setara Rp 447,05 miliar. Para pemegang saham POWR akan mendapatkan dividen interim sebesar Rp 28,24 per saham.
Baca Juga: Unilever (UNVR) akan Tebar Dividen Interim Rp 1,56 Triliun, Cek Jadwalnya
Cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi untuk GEMS dan POWR dijadwalkan pada 6 Desember 2024. Selain itu, ada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang akan membagi dividen interim senilai Rp 1,56 triliun atau setara Rp 41 per saham.
Kemudian PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dengan nilai dividen Rp 44,40 miliar atau Rp 24,42 per saham. Cum dividen UNVR dan IPCC akan berlangsung pada 4 Desember 2024.
Emiten lain yang akan menebar dividen interim adalah PT PAM Mineral Tbk (NICL) dan PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC). NICL akan membagi dividen Rp 95,72 miliar atau Rp 9 per saham, dengan jadwal cum dividen pada 5 Desember 2024.
Baca Juga: Indonesia Kendaraan (IPCC) Bagikan Dividen Rp 44,4 Miliar, Intip Jadwalnya
Sedangkan dividen interim TSPC sebesar Rp 112,74 miliar atau setara Rp 25 per saham, dengan jadwal cum dividen 2 Desember 2024.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat pembagian dividen interim menjelang tutup tahun ini menjadi pemanis di tengah tekanan yang masih membayangi pasar saham.
"Pembagian dividen interim dengan nilai yang cukup besar, seperti yang dilakukan oleh beberapa emiten, menunjukkan perusahaan tersebut memiliki arus kas yang kuat dan kinerja operasional yang stabil," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Kamis (28/11).
Hendra mencontohkan GEMS yang memberikan daya tarik bagi investor yang mencari imbal hasil tinggi, di tengah prospek batubara yang masih menarik dan harga komoditas relatif stabil. Kemudian ada POWR yang punya karakteristik cenderung defensif dengan kinerja yang stabil.
Pasar pun tampak merespons positif. Harga GEMS menguat 5,85%, sementara POWR naik 1,44% pada perdagangan Kamis (28/11). "Musim dividen interim ini memberikan peluang bagi investor untuk mengoptimalkan portofolio, baik melalui strategi investasi jangka panjang maupun pendek," terang Hendra.
Baca Juga: Cikarang Listrindo (POWR) Tebar Dividen US$ 28 Juta, Cek Jadwalnya
Saran Hendra, fokus pada emiten dengan fundamental kuat, arus kas sehat, serta potensi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan untuk memaksimalkan return di tengah ketidakpastian pasar. Hendra juga mengingatkan agar pelaku pasar tidak masuk dalam dividen trap.
Seperti yang terjadi pada saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang longsor 24,80%. Terjun ke level auto rejection bawah saat masuk tanggal ex dividen pada 28 November 2024.
Hendra mengingatkan potensi saham ADRO turun signifikan setelah pembagian tambahan dividen tunai final dengan nilai jumbo. "Biasanya, penurunan ini mencerminkan harga yang telah dikoreksi dengan jumlah dividen yang dibayarkan," imbuh Hendra.
Praktisi Pasar Modal & Founder WH Project William Hartanto memberikan catatan, jika yield dividen masih stabil atau mendekati yield dividen sebelumnya, maka saham tersebut cenderung aman untuk dikoleksi. Tapi, pelaku pasar tetap perlu jeli mencermati posisi masing-masing saham agar terhindar dari dividen trap.
Baca Juga: Simak Daftar Lengkap Emiten yang Bakal Cum Dividen di Pekan Ini
Di antara emiten yang akan membagikan dividen interim, William melihat secara teknikal saham GEMS, UNVR, POWR, NICL dan IPCC masih layak koleksi. Sementara Hendra menyarankan speculative buy UNVR untuk target harga Rp 2.020.
Kemudian Hendra merekomendasikan buy on weakness TSPC di level harga Rp 2.460 untuk target harga Rp 2.730. Rekomendasi lainnya adalah trading buy saham IPCC dengan target harga Rp 800 per saham.
Selanjutnya: Penyebab Mata Uang Komoditas Sulit Rebound Meski Ada Sentimen Trump Pro Energi Fosil
Menarik Dibaca: LSPR Institute Jalin Kerjasama Strategis dengan SBM ITB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News