kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CDS Naik, Begini Prospek Pasar Obligasi Indonesia


Rabu, 24 Agustus 2022 / 23:24 WIB
CDS Naik, Begini Prospek Pasar Obligasi Indonesia
ILUSTRASI. Kenaikan CDS menunjukkan peningkatan persepsi risiko investasi di Indonesia.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit Default Swap (CDS) Indonesia kembali naik. Kenaikan CDS ini menunjukkan peningkatan persepsi risiko investasi di Indonesia.

Rabu (24/8), CDS Indonesia tenor 5 tahun naik ke 111,28 dari pekan lalu 103,39. Sedangkan CDS tenor 10 tahun berada di 188,110 pada hari ini, naik dari 174,77 dalam sepekan. 

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengatakan kenaikan CDS terjadi karena kekhawatiran investor asing sehingga terjadi capital outflow selama seminggu terakhir. Investor asing mulai kembali khawatir dan keluar dari market. 

"Tetapi karena support dari investor lokal masih cukup kuat, market masih cukup terjaga dan CDS kembali menurun ke level 102," ujar Gama kepada Kontan.co.id, Rabu (24/8). 

Baca Juga: CDS Naik di Tengah Kenaikan Suku Bunga, Cermati Saran Berikut

Sementara, Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, PT Henan Putihrai Asset Management (HP Asset Management) Reza Fahmi Riawan mengatakan, kenaikan CDS disebabkan oleh kenaikan BI Rate 25 basis points (bps) menjadi 3,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2022.

"Dalam setiap kenaikan suku bunga akan memberikan dampak negatif terhadap harga obligasi. Karena, investor menginginkan adanya penyesuaian terhadap tingkat imbal hasil dari obligasi. Sehingga kenaikan CDS yang terjadi saat ini tidak dapat langsung diartikan bahwa prospek investasi obligasi di Indonesia memburuk," ujar dia. 

Gama menjelaskan kenaikan CDS bersifat sementara karena investor masih cenderung berjaga-jaga dan khawatir dengan kondisi perekonomian. Reza mengatakan kondisi ini memang masih berpotensi untuk menyebabkan kenaikan lebih lanjut pada CDS Indonesia sampai nanti rilis data menunjukkan bahwa laju inflasi mulai terkendali. 

Baca Juga: BEI Kantongi 23 Perusahaan Dalam Pipeline IPO

"Kenaikan inflasi yang sekarang disikapi dengan kenaikan suku bunga akan memberikan dampak berupa penyesuaian tingkat imbal hasil obligasi yang akan diminta oleh investor," ucap Reza. Dia menyarankan investor untuk masuk ke reksadana pasar uang yang berimbas positif dari kenaikan suku bunga. 

Gama mengatakan dalam menyikapi hal ini sebaiknya investor mulai bersiap-siap kembali untuk masuk jika yield sudah mulai menarik. Sampai dengan akhir tahun, pasar obligasi masih akan menarik didtopang oleh data ekonomi Indonesia yang masih cukup baik. 

Gama memperkirakan yield SUN 10 tahun akan berada di kisaran 6,5%-6,8% di akhir tahun 2022. Sedangkan Reza memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun bisa kembali ke kisaran 6,5%–7% dalam jangka menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×