kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CDS Indonesia Kembali Turun


Kamis, 11 Agustus 2022 / 18:28 WIB
CDS Indonesia Kembali Turun
ILUSTRASI. Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 10 tahun mulai lebih baik dibandingkan sebelumnya.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 10 tahun mulai lebih baik dibandingkan sebelumnya. CDS untuk tenor 5 tahun menyentuh level 104,76 pada hari ini dari sepekan sebelumnya 101,42. CDS 10 tahun berada di 167,405 pada Kamis (11/8) dari sepekan lalu 186,97. 

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, penurunan pada level CDS Indonesia kemarin sejalan dengan penurunan yield ke level 7,1% dan US Treasury ke 2,78% karena rilis RDG yang bagus membuat kesan bahwa hantu resesi atau kekhawatiran akan stagflasi di Indonesia belum terjadi. 

"Ditambah lagi dari kondisi pergerakan nilai tukar rupiah yang menguat meskipun sempat menyentuh level Rp 15.000, sehingga penguatan pada rupiah dan data makro yang membaik menunjukkan adanya optimisme di sektor riil ekonomi negara kita," ujar Praska kepada Kontan.co.id, Kamis (11/8). 

Baca Juga: BI Catat Arus Modal Asing Hengkang Sebesar Rp 800 Miliar pada Awal Agustus 2022

Menurut Praska, hal tersebut membuat pasar SBN meningkat. Dana investor asing pun mulai masuk ke pasar saham dan SBN. 

Namun, Praska melihat bahwa asing masih hanya memilih tenor jangka pendek dan menengah, sehingga ada perkirakan bahwa CDS Indonesia berpeluang untuk kembali naik. 

"Jika mereka sudah ada impact dari isu stagflasi dan juga perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS) akan sangat berdampak ke negara emerging markets terutama seperti Indonesia. Meskipun CDS akan kembali naik tapi kenaikannya diperkirakan tidak setinggi level sebelumnya," tutur dia. 

Baca Juga: Lelang SUN Masih Diwarnai Ancaman Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga

Praska memperkirakan CDS kembali naik dan akan berada di level 130. Pasalnya, secara fundamental ekonomi Indonesia hanya membutuhkan penyesuaian saja tidak seperti negara-negara berkembang lain yang mungkin secara fundamental kurang bagus. 

Sementara untuk yield SUN tenor 10 tahun diperkirakan tidak akan sampai di 7,5% kecuali jika inflasi naik terus dan ekonomi membaik pada akhirnya suku bunga dipaksa untuk naik. 

Kenaikan suku bunga akan berdampak pada pasar obligasi sehingga akan ikut terkoreksi. Karena ketika ekonomi sudah mulai pulih seharusnya suku bunga meningkat. 

"Sekarang yang menjadi masalah adalah ketika ekonomi mencoba pulih tapi belum cukup kuat dan bisa dikatakan masih tahap pertama, sehingga membuat suku bunga relatif rendah dan yield tetap bertahan," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×